BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Setelah sempat mencapai harga Rp3.000 per kilogram di tingkat ram atau tengkulak, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit kini anjlok hingga Rp1.400 per kilogram.
Penurunan tajam ini membawa kerugian bagi pemilik ram, yang sebelumnya membeli sawit dari petani dengan harga tinggi.
Menurut Indra, salah satu pemilik ram di Kecamatan Kelam Tengah Kabupaten Kaur, harga TBS sawit tahun 2024 memang sempat menyentuh Rp3.000 per kilogram, tetapi hanya bertahan selama dua minggu sebelum merosot drastis.
"Sekarang untuk harga TBS di ram sudah mulai turun lagi, padahal sebelumnya sampai Rp3.000," ujarnya.
BACA JUGA:Promo Pilkada 2024 di Wahana Surya Park: Beli 1 Tiket Gratis 1, Hanya 27 November!
BACA JUGA:Bawaslu Provinsi Bengkulu Lakukan Patroli Pengawasan untuk Pastikan Masa Tenang Kondusif
Ia mengaku mengalami kerugian karena beberapa buah yang diambil dengan harga tinggi kini tidak sebanding dengan harga jual di pabrik yang turun signifikan.
"Rugi pasti ada, sebab kita ambil dari petani yang lalu ada yang harga Rp3.000, sementara sekarang di pabrik harganya sudah turun," tambahnya.
Penurunan harga TBS ini diduga akibat melimpahnya stok Crude Palm Oil (CPO) baik di pasar domestik maupun internasional.
Selain itu, momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga disebut turut memengaruhi tren penurunan harga.
BACA JUGA:Ketua Bawaslu Provinsi Bengkulu Ikuti Video Conference Bersama Kapolri di Polda Bengkulu
BACA JUGA:Korupsi Dana BOK Puskesmas Palak Bengkerung, Kejari Periksa 40 Saksi
Meski harga turun, petani sawit di Kabupaten Kaur tetap bertahan. Indra menjelaskan bahwa jumlah buah yang didapatkan dari panen masih melimpah.
Kondisi ini berbeda dibanding awal tahun, ketika hasil panen sempat merosot akibat cuaca buruk.
"Kalau hasil panen sampai dengan sekarang tidak ada perubahan, masih lumayan banyak," ungkapnya.