Cuaca Ekstrem Hadang Nelayan Bengkulu Utara, Stok Ikan Menipis dan Harga Melambung

Minggu 15-12-2024,07:35 WIB
Reporter : Hellen Yuliana
Editor : Peri Haryadi

RAKYATBENGKULU.COM  - Cuaca ekstrem yang melanda hadang nelayan Bengkulu Utara dalam sepekan terakhir telah memaksa menghentikan sementara aktivitas melaut stok ikan menipis dan harga melambung. 

Ombak tinggi yang mencapai 4 meter dianggap terlalu berbahaya bagi nelayan yang umumnya menggunakan kapal kecil. 

Kondisi ini bukan hanya berdampak pada keselamatan para nelayan, tetapi juga menyebabkan penurunan signifikan dalam ketersediaan ikan laut di pasaran, yang pada gilirannya mengakibatkan kenaikan harga jual.

Kepala Dinas Perikanan Bengkulu Utara, Sugimin, mengungkapkan bahwa ombak besar saat ini sangat membahayakan nelayan tradisional. 

BACA JUGA:Dana Desa 2025 Bangka Tengah Capai Rp52 Miliar: Ini Rincian per Desa dan Alokasi Terbesar

BACA JUGA:Awas! 5 Makanan ini Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan Buah Durian

"Kapal nelayan yang biasa digunakan di Bengkulu Utara sangat rawan terhadap gelombang setinggi 4 meter ini. Oleh karena itu, langkah nelayan yang mengurangi jadwal melaut sudah sangat tepat," kata Sugimin.

Seiring dengan berkurangnya jumlah nelayan yang beraktivitas di laut, pasokan ikan laut yang biasanya melimpah pun berkurang. 

Untuk memenuhi kebutuhan pasar, ikan yang dijual kini sebagian besar berasal dari Kota Bengkulu atau nelayan Pulau Baai, yang menggunakan kapal besar yang lebih tahan terhadap ombak. 

Akibat terbatasnya pasokan ikan, harga jual ikan pun melonjak. "Hal ini biasa terjadi saat cuaca ekstrem seperti saat ini," imbuh Sugimin.

BACA JUGA:Prediksi Timnas Indonesia vs Vietnam di Pertandingan Ketiga Piala AFF 2024

BACA JUGA:Mengungkap Kenangan Manis Roti Gabin dan Teh Hangat, Ritual Masa Kecil yang Menghangatkan Hati

Selain dampak terhadap pasokan dan harga ikan, cuaca ekstrem ini juga membuat nelayan semakin berhati-hati. 

Sugimin berharap kondisi cuaca ini tidak berlangsung lama, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya disertai dengan peningkatan permintaan ikan, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun perayaan Tahun Baru.

Namun, meski permintaan meningkat, Sugimin mengimbau agar nelayan tetap tidak memaksakan diri untuk melaut, terutama ke kawasan perairan dalam yang lebih berisiko. 

Kategori :