Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Kabupaten Mukomuko, Bustari Maller, menegaskan bahwa ormas harus berlandaskan Pancasila, yang berbeda jauh dengan ideologi kelompok radikal.
"Dasar organisasi masyarakat itu Pancasila, sedangkan dasar kelompok radikal itu bukan Pancasila. Mereka itu tidak memasang bendera merah putih saat peringatan hari kemerdekaan dan mereka benci kepada pemerintah karena dipandang tidak bagus atau zalim," jelas Bustari Maller.
Penugasan agen kewaspadaan dini ini menjadi salah satu strategi penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari pengaruh radikalisme.
Dengan berkolaborasi bersama ormas, LSM, dan masyarakat luas, pemerintah optimistis potensi penyebaran paham radikal di Kabupaten Mukomuko dapat dicegah.
Langkah ini juga memperkuat pengawasan sekaligus meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan daerah mereka sendiri.
Dengan keterlibatan 151 agen kewaspadaan dini, pemerintah berharap Mukomuko menjadi wilayah yang kondusif dan harmonis di tengah keberagaman masyarakatnya.