Akibatnya, stok untuk pasar lokal menjadi terbatas dan harga melonjak.
“Harga cabai naik sangat jauh, kita susah dapat stok barang. Kalau ada pun, harga belinya sudah mahal, makanya harga jual kita sekarang ikut naik,” ungkap Siti Atun.
Siti juga mengeluhkan bahwa kenaikan harga ini berdampak pada jumlah pembeli yang menurun.
Jika sebelumnya pembeli biasa membeli cabai dalam jumlah satu kilogram, kini mereka hanya membeli setengah atau bahkan seperempat kilogram saja.
“Pembeli sudah pasti berkurang, mudah-mudahan dekat tahun baru nanti harganya bisa normal lagi,” harapnya.
BACA JUGA:Saber Pungli Lebong Usut Dugaan Pungli Program Prona, Pjs Kades Bakal Dipanggil
Di sisi lain, Kepala Dinas Perikanan dan Koperasi UMKM (Disperindagkop) Kaur, Endy Yurizar SP, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemantauan langsung ke pasar-pasar untuk memastikan harga bahan pokok tidak melonjak terlalu tinggi menjelang Nataru.
Jika stok barang sulit didapatkan, Disperindagkop akan berkoordinasi dengan Bulog Bengkulu untuk menggelar pasar murah.
“Persiapan menghadapi Nataru, kita akan datangi langsung pasar untuk memastikan harga bahan pokok stabil,” ujar Endy.
Namun, hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kenaikan harga bahan pokok.
Endy menambahkan bahwa laporan biasanya akan masuk jika masyarakat sudah merasa terbebani oleh kenaikan harga.
“Sampai dengan sekarang, untuk laporan harga bahan pokok yang naik itu belum ada,” jelasnya.
Berita ini sudah tayang di KORANRB.ID dengan judul: Jelang Nataru Harga Cabai Melambung Tinggi