RAKYATBENGKULU.COM - Banyak orang memiliki kecenderungan untuk lebih peduli kepada orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri.
Mereka sering kali tidak tegaan untuk menolak permintaan atau mengecewakan orang lain.
Meskipun hal tersebut membuat mereka mengorbankan waktu, tenaga, atau kebahagiaan pribadi.
Fenomena ini menjadi paradoks: kita begitu empati kepada orang lain, tetapi kurang peduli pada kesejahteraan diri sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele! Ini Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Makan
BACA JUGA:Situasi Sosial: Cara Menangani Anak Pemalu dan Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak
1. Budaya dan Pendidikan yang Menekankan Pengorbanan
Sejak kecil, banyak dari kita diajarkan untuk mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi.
Nilai-nilai seperti berkorban, berbagi, dan membantu sesama sering ditanamkan sebagai bentuk kebaikan.
Akibatnya, kita merasa bahwa menolak permintaan orang lain adalah sesuatu yang egois atau tidak sopan.
Dalam banyak budaya, terutama budaya kolektif seperti di Indonesia, "tidak tegaan" sering dianggap sebagai tanda kebaikan hati.
Namun, tanpa disadari, pola pikir ini membuat kita mengabaikan kebutuhan dan hak diri sendiri.
BACA JUGA:3 Tips Rumah Gampang Dibereskan, Termasuk Cara Mudah Menjaga Clear Surfaces
BACA JUGA:Hubungan Sosial, Ini Penyebab Anak Dikucilkan dalam Pertemanan