Benarkah Orang yang Suka Berbelanja Berlebihan adalah Orang yang Depresi? Ungkap Faktanya di Sini!

RAKYATBENGKULU.COM - Pernah nggak sih, Kamu lihat seseorang yang hobi banget belanja sampai nggak peduli saldo tabungan? Atau mungkin Kamu sendiri sering nggak bisa menahan godaan promo online? 

Kalau iya, pernah kepikiran nggak, apakah ini cuma sekadar kebiasaan atau ada alasan psikologis di baliknya? Yuk, kita bahas lebih dalam soal hubungan antara kebiasaan belanja berlebihan dan depresi!

Belanja berlebihan atau dikenal juga dengan istilah compulsive buying disorder adalah kondisi di mana seseorang sulit mengontrol keinginan untuk belanja. 

BACA JUGA:Perayaan Imlek Semakin Meriah dengan Angpao, Ini Aturan Penting yang Harus Diketahui!

BACA JUGA:Shio yang Harus Menghindari Kebiasaan Boros di Tahun 2025

Ini terjadi bukan cuma karena Kamu suka belanja, tapi lebih ke arah kebutuhan emosional yang nggak terpenuhi. 

Biasanya, orang yang mengalami ini merasa puas sesaat setelah membeli sesuatu, tapi kemudian muncul rasa bersalah atau cemas setelahnya.

Ternyata, ada lho kaitannya! Orang yang depresi sering merasa kosong, stres, atau kehilangan arah. Nah, belanja bisa jadi pelarian untuk mengisi kekosongan itu. 

Saat belanja, otak memproduksi hormon dopamin yang bikin Kamu merasa bahagia sementara. Tapi sayangnya, efeknya cuma sebentar. 

Setelah itu, rasa cemas atau sedih malah bisa makin parah karena masalah finansial atau rasa bersalah.

BACA JUGA:5 Kesalahan Pengguna iPhone yang Sering Terjadi dan Cara Mudah Menghindarinya

BACA JUGA:Flu Burung Mengancam, 100.000 Bebek di New York Akan Dimusnahkan, Ini Dampak dan Langkah Antisipasi Pemerintah

Tanda-Tanda Kamu Belanja karena Depresi

Coba cek beberapa tanda berikut ini. Kalau Kamu sering mengalaminya, mungkin ini saatnya untuk lebih waspada:

1. Belanja impulsif tanpa alasan jelas. Kamu nggak butuh barang itu, tapi tetap beli karena “kayaknya lucu aja.”