
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Pada awal tahun 2025, Kota Bengkulu mencatatkan deflasi sebesar 0,91% secara bulanan (month-to-month/m-to-m), berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bengkulu.
Penurunan harga di berbagai sektor, terutama sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, menjadi faktor utama penyebab deflasi ini, dengan kontribusi sebesar 1,62% terhadap angka deflasi tersebut.
Salah satu faktor utama yang memicu deflasi ini adalah kebijakan pemerintah yang memberikan diskon tarif listrik.
Dalam konferensi pers di Aula Rapat BPS Kota Bengkulu pada Senin 3 Januari 2025, Kepala BPS Kota Bengkulu, Ir. Marwansyah, menjelaskan bahwa selain tarif listrik, penurunan harga sejumlah komoditas lain turut berperan dalam deflasi bulanan ini.
BACA JUGA:DPRD Rejang Lebong Minta Disdikbud Turun Langsung Cek Penggunaan Dana BOS di Sekolah
Komoditas tersebut antara lain tomat, angkutan udara, jeruk, dan daging ayam ras.
Meskipun demikian, inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) masih tercatat positif sebesar 0,09%, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi, yaitu sebesar 0,86%.
Komoditas yang mendorong inflasi tahunan ini antara lain emas perhiasan, rokok kretek mesin, bawang merah, minyak goreng, dan mobil.
Marwansyah menyebutkan beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi bulanan (m-to-m), seperti cabai merah yang menyumbang 0,57%, minyak goreng 0,04%, ketupat/lontong sayur 0,04%, cabai rawit 0,04%, dan telur ayam ras 0,03%.
Sementara itu, tarif listrik menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan angka -1,63%, diikuti oleh tomat (-0,05%), angkutan udara (-0,04%), jeruk (-0,02%), dan daging ayam ras (-0,02%).
BACA JUGA:Mempengaruhi Perkembangan Janin? Ini Dampak Suami Istri Bertengkar Saat Istri Hamil
BACA JUGA:Heboh! Warga Kota Bengkulu Digemparkan Penemuan Pemuda yang Tewas di dalam Siring
“Kebijakan pemerintah dalam memberikan diskon tarif listrik terbukti memberikan dampak signifikan terhadap deflasi di Kota Bengkulu pada awal tahun ini,” kata Marwansyah.
Ia berharap deflasi ini dapat meringankan beban masyarakat, terutama dalam menghadapi fluktuasi harga komoditas yang tidak menentu.