Generasi muda lebih tertarik dengan hiburan modern dibandingkan mempertahankan seni tradisional.
Kurangnya regenerasi seniman serta minimnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat juga menjadi faktor utama kepunahan Barong Landong.
Dahulu, Barong Landong sering tampil dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, panen raya, atau perayaan keagamaan.
BACA JUGA:Misteri Kematian Pekerja Tambak Udang di Seluma Yang Mencurigakan, Keluarga Tolak Otopsi
BACA JUGA:Mbappe Tampil Gemilang, Real Madrid Tumbangkan Villarreal dan Puncaki LaLiga
Namun, kini pertunjukan tersebut semakin jarang digelar karena dianggap tidak relevan dengan zaman sekarang.
Padahal, di balik kesenian ini tersimpan nilai budaya yang sangat penting bagi identitas daerah Bengkulu.
Pentingnya Pelestarian Barong Landong
Jika tidak segera dilestarikan, Barong Landong bisa benar-benar hilang dari Bengkulu, menyusul banyaknya tradisi lokal yang sudah punah.
Upaya pelestarian bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1. Edukasi kepada Generasi Muda – Mengajarkan sejarah dan makna Barong Landong di sekolah-sekolah agar anak muda lebih mengenal budaya mereka sendiri.
BACA JUGA:Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Lima Kali, Warga Diminta Waspada!
BACA JUGA:Pelayanan Kesehatan Gratis, Wagub Bengkulu Apresiasi Bupati Arie
2. Dukungan Pemerintah – Pemerintah daerah perlu menggelar festival budaya yang menampilkan Barong Landong secara rutin.
3. Pemanfaatan Media Digital – Seniman lokal bisa memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan seni ini agar lebih dikenal luas.
4. Kolaborasi dengan Seniman Muda – Menggabungkan unsur modern dengan tradisi agar lebih menarik bagi anak muda.
Barong Landong bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan identitas budaya yang mencerminkan sejarah dan kehidupan masyarakat Bengkulu.
BACA JUGA:Harmonis Meski Berbeda: Ciri Persahabatan yang Bertahan Seumur Hidup