
RAKYATBENGKULU.COM - Ancaman rabies menghantui warga Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.
Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mengonfirmasi bahwa stok vaksin rabies di daerah tersebut saat ini kosong.
Padahal, angka kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR), khususnya anjing liar, terus mengalami peningkatan sepanjang tahun 2025.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Budi, SP, menjelaskan bahwa dari 1.700 dosis vaksin yang dialokasikan melalui APBD Kabupaten Kepahiang Tahun Anggaran (TA) 2025, seluruhnya telah terpakai selama semester pertama.
BACA JUGA:Parkir Sembarangan Ditegur, Jukir di Bengkulu Diminta Tanda Tangan Komitmen
BACA JUGA:3 TPA di Bengkulu Langgar Aturan, KLH Jatuhkan Sanksi Tegas
“Kalau saat ini stok vaksin rabies kita sudah habis,” ungkap Budi pada Kamis 17 Juli 2025.
Kekosongan vaksin ini menjadi masalah serius mengingat jumlah populasi HPR di Kepahiang mencapai sekitar 15.000 ekor, sementara distribusi vaksin belum sebanding dengan kebutuhan di lapangan.
“Tahun ini kita belum dapat, tapi sudah kita usulkan ada bantuan vaksin dari pemerintah pusat dan provinsi. Karena kalau hanya mengandalkan APBD kabupaten, pastinya masih sangat kurang,” terang Budi.
Kondisi ini diperparah dengan tingginya angka kasus gigitan anjing liar, yang sebagian besar dilaporkan sebagai hewan pembawa virus rabies.
BACA JUGA:Riset Ipsos 2025 Ungkap Platform yang Paling Dipilih UMKM dan Brand Lokal untuk Berjualan
Menurut catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, sepanjang Januari hingga April 2025, sudah terdapat 40 warga yang menjadi korban gigitan.
Data menunjukkan tren yang cukup mengkhawatirkan, yakni 21 kasus terjadi pada Januari, 11 kasus di Februari, 7 kasus pada Maret, dan meskipun menurun, 1 kasus tetap tercatat pada April.
Kasus terbaru bahkan terjadi di Desa Weskust, Kecamatan Kepahiang.