Strategic Studies di Kawasan Indo-Pasifik, Jurnalis India dan Indonesia Bahas Arah Diplomasi Baru

Senin 13-10-2025,18:08 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

“Dalam strategic studies, berita bukan sekadar fakta. Ia adalah instrumen diplomasi,” kata Taufiq menegaskan.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Besar, 5 Menteri Diganti dan 1 Kementerian Baru Dibentuk

BACA JUGA:Prabowo Minta DPR Undang Demonstran untuk Dialog Tatap Muka

Budaya dan Media Adalah Jembatan Diplomasi

Selain membahas geopolitik, Dipanjan Roy Chaudhury menyoroti pentingnya dimensi budaya dalam memperkuat hubungan bilateral.

Ia mengungkapkan bahwa masyarakat India masih memiliki pengetahuan terbatas tentang kekayaan budaya Indonesia.

“Orang India banyak yang tidak tahu tentang Candi Borobudur, padahal itu kuil Buddha terbesar di dunia. Mereka juga belum banyak mengenal Yogyakarta atau kemajuan infrastruktur seperti kereta cepat,” ujarnya.

Dipanjan menilai, pola wisata India yang hanya berfokus pada Bali menunjukkan kurangnya informasi lintas budaya. Untuk mengatasinya, ia mengusulkan pembentukan dana khusus pertukaran media antara India dan Indonesia agar jurnalis dari kedua negara bisa saling melakukan liputan lintas batas.

BACA JUGA:Program Sadesahe, Wali Kota Bengkulu Dorong Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Tanam Jagung

BACA JUGA:PGSD Expo Universitas Bengkulu ke-XVI 2025, Wadah Kreativitas dan Inovasi Mahasiswa Pendidikan Guru SD

“Dengan dukungan finansial, jurnalis bisa memperluas liputan mereka dan membantu memperkuat pemahaman antarnegara,” tambahnya.

Menurutnya, kekuatan media sosial di Indonesia juga dapat dimanfaatkan untuk mempererat hubungan dua negara besar di Asia ini.

“Media sosial di Indonesia sangat kuat dan berpengaruh. Ini bisa menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat India dan Indonesia,” ujarnya.

Indo-Pasifik: Kawasan Strategis Dunia yang Dinamis

Baik Dipanjan maupun Taufiq sepakat bahwa kawasan Indo-Pasifik saat ini merupakan pusat perhatian dunia. Persaingan ekonomi, isu keamanan maritim, dan transformasi digital menjadikan kawasan ini laboratorium strategis bagi para pembuat kebijakan.

Dipanjan menilai Indonesia dan India memegang peran penting sebagai penyeimbang kekuatan global. Indonesia, dengan posisi geografisnya yang strategis di jalur perdagangan dunia, dan India dengan kebijakan Act East Policy-nya, sama-sama menjadi pemain kunci dalam menjaga stabilitas kawasan.

BACA JUGA:Mobil Pemadam Kebakaran di Mukomuko Tua, Dinas Damkar Berharap Penambahan Armada

BACA JUGA:Sampah Tak Lagi Jadi Masalah, Astra Motor Bengkulu Edukasi Mahasiswa Unived Lewat 'Decluttering Mission'

Kategori :