Sayangnya, banyak orang terjebak dalam zona nyaman, sehingga kesempatan untuk menemukan passion menjadi semakin kecil.
Ketakutan gagal adalah tantangan lain yang tidak kalah besar. Rasa takut mengambil risiko sering kali membuat seseorang menunda atau bahkan mengurungkan niat untuk mengejar bidang yang mereka cintai. Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan pertumbuhan.
BACA JUGA:Step Up dengan Generasi Terbaru, All New Honda Vario 125 Semakin Keren dan Sporty
BACA JUGA:Mahasiswa di Bengkulu Hajar Pacar Pakai Palu Gara-gara Cemburu Chat WA Dihapus
Menurut Angela Duckworth, penulis buku "Grit", passion harus disertai dengan ketekunan. Tanpa "grit" (kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha), passion hanya akan menjadi semangat sesaat yang mudah padam. Artinya, untuk benar-benar mewujudkan passion dalam kehidupan, kita harus siap menghadapi rintangan dengan keberanian dan konsistensi.
Strategi
Menemukan dan mengembangkan passion bukanlah proses instan. Ia membutuhkan eksplorasi, pembelajaran, dan keberanian untuk mengambil langkah.
Langkah pertama adalah mengenali minat sejak dini. Passion sering kali lahir dari pengalaman, bukan teori. Dengan mencoba berbagai aktivitas, seseorang dapat menemukan apa yang benar-benar membuat mereka bersemangat. Proses ini mungkin memerlukan waktu, tetapi setiap pengalaman baru adalah kesempatan untuk mengenali diri lebih baik.
Setelah menemukan bidang yang menarik, langkah berikutnya adalah mendalami pengetahuan. Passion tumbuh ketika kita memahami suatu bidang ditekuni secara mendalam. Investasikan waktu untuk belajar, membaca, dan berlatih. Semakin kita menguasai keterampilan, semakin besar rasa percaya diri dan kecintaan terhadap bidang tersebut. Di sinilah peran mentor menjadi sangat penting. Bimbingan dari orang yang berpengalaman dapat memberikan arahan, inspirasi, dan jaringan yang mendukung perjalanan kita.
Meskipun demikian, passion saja tidak cukup jika tidak relevan dengan realitas. Menggabungkan passion dengan kebutuhan pasar adalah strategi yang bijak. Temukan titik temu antara minat pribadi dan peluang yang ada agar passion juga bernilai secara ekonomi.
BACA JUGA:Vivo X300 Makin Keren, Ukuran Ringkas dengan Performa dan Kamera Kelas Flagship
BACA JUGA:Final 120 Menit, Maroko Taklukkan Yordania 3-2 dan Angkat Trofi Piala Arab
Selain itu, membangun jaringan dengan komunitas yang memiliki minat sama akan memperkuat motivasi dan membuka peluang kolaborasi. Lingkungan yang mendukung dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan passion.
Pendapat ahli, seperti Cal Newport dalam bukunya "So Good They Can’t Ignore You" mendukung gagasan ini. Newport berargumen bahwa passion sering kali muncul, setelah kita menguasai keterampilan tertentu, bukan sebelum.
Artinya, jangan menunggu passion datang dengan sendirinya. Bangun keterampilan dan passion akan mengikuti. Dengan kata lain, passion bukan hanya tentang menemukan apa yang kita sukai, tetapi juga tentang menciptakan kondisi agar kita bisa mencintai apa yang kita lakukan.
Di tengah dunia yang berubah cepat, passion bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Passion memberikan energi untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Tanpa passion, pekerjaan hanya menjadi rutinitas. Sebaliknya, dengan passion, pekerjaan berubah menjadi sarana pencapaian diri dan kontribusi nyata.
BACA JUGA:A400M TNI AU Diterbangkan, Bantuan Bencana Disalurkan ke Aceh dan Sumatera