Kronologi 5 Petani Alami Luka Tembak dalam Bentrok dengan Pihak PT Agro Bengkulu Selatan

Sayangnya, aksi damai tersebut berujung pada perlawanan keras dari pihak PT ABS, yang diduga menggunakan senjata api jenis pistol. 

Akibatnya, lima petani menderita luka tembak di berbagai bagian tubuh, mulai dari kaki hingga perut.

"Tiba-tiba datuk Buyung sudah ditembak, pelaku satu orang," jelas Edi dengan nada prihatin.

Korban lain, Linsurman, menambahkan bahwa saat mereka berusaha menghentikan pembuatan jalan baru oleh PT ABS, seruan warga sama sekali tidak diindahkan.

"Kami diserang ditembak dari jarak dekat dua meter," kata Linsurman saat mendapatkan perawatan medis di RSUD HD Manna.

Desakan WALHI dan Respon Kepolisian

Petani Pino Raya, Rusli, menyayangkan konflik agraria yang berkepanjangan ini kurang mendapat respon memadai dari pemerintah daerah. 

BACA JUGA:Pembangunan Gudang Bulog di Mukomuko Ditargetkan Mulai Maret 2026

BACA JUGA:Stok Aman, Dukcapil Kota Bengkulu Pastikan 10 Ribu Blangko e-KTP Siap Layani Warga hingga Akhir 2025

Ia menyebut bahwa insiden kekerasan bukan kali pertama terjadi, namun kali ini dampaknya sangat fatal.

"Yang tidak diinginkan akhirnya terjadi, petani jadi korban," sesal Rusli, yang aktif menyuarakan aspirasi petani.

Menyikapi insiden serius ini, WALHI Bengkulu langsung mengeluarkan pernyataan keras, mendesak beberapa institusi penting untuk bertindak.

"Dan Meminta Kementerian ATR/BPN RI untuk segera memastikan penyelesaian konflik Agraria yang berpihak pada keadilan bagi Petani Pino Raya dan mencabut Izin Perkebunan PT. ABS," kata Direktur Eksekutif WALHI Bengkulu, Dodi Faisal.

Selain itu, WALHI juga mendesak Kepolisian Daerah Bengkulu untuk mengusut tuntas insiden penembakan, termasuk menyelidiki kepemilikan senjata api oleh pihak keamanan PT ABS.

BACA JUGA:Pembangunan Fisik Koperasi Desa Merah Putih di Mukomuko Mulai Dilaksanakan, 53 Desa dan Kelurahan Terlibat

Sumber: