Awards Disway
HONDA

Bukan Islam, Ternyata Ini Agama Pertama dari Kerajaan Pagaruyung Beserta Sejarah dan Peninggalannya

Bukan Islam, Ternyata Ini Agama Pertama dari Kerajaan Pagaruyung Beserta Sejarah dan Peninggalannya

Bukan Islam, Ternyata Ini Agama Pertama dari Kerajaan Pagaruyung Beserta Sejarah dan Peninggalannya--Foto: Facebook.com/Yucherry

BACA JUGA:Ritual Tak Biasa Sering Dilakukan Raja Kertanegara di Kerajaan Singasari dengan Putri Cantik dari Champa

Namun setelah Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, pada abad 14 Masehi telah memberi pengaruh terhadap berbagai daerah di Nusantara.

Raja Pagaruyung masuk Islam kemudian terjadi perombakan terhadap peraturan di wilayah pemerintahannya.

Adat yang bertentangan dengan Islam diperbarui. Akan tetapi ada juga hal yang masih dipertahankan. Karena itulah, terjadi konflik yang menjadi penyebab runtuhnya kerajaan ini.

Masyarakat kerajaan Pagaruyung menggunakan bahasa Minangkabau. Bahasa Minangkabau ini juga terdiri atas berbagai macam dialek dasar.

BACA JUGA:Lembuswana, Hewan Mitologi yang Disucikan Sebagai Lambang Kerajaan Kutai

Dialek dalam bahasa ini biasanya berbeda pada setiap daerahnya, oleh karenanya ada yang namanya dialek Bukittinggi, dialek Pesisir Selatan dan sebagainya.

Kehidupan berbudaya, di masyarakat kerajaan Pagaruyung ini lebih memilih merantau dan memiliki sikap persaingan tinggi. Kebudayaan semacam ini diketahui dari suatu peninggalan di kerajaan Pagaruyung. 

Peninggalan tersebut berupa prasasti Bandar Bapahat, prasasti itu ditulis dengan aksara kuno yang bentuknya begitu mirip dengan aksara Jawa.

Sistem pemerintahan kerajaan Pagaruyung dipimpin oleh seorang raja. Sistem ini disusun langsung oleh raja Adityawarman, untuk daerah kecil yang masuk ke dalam wilayah ibu kota masih dipimpin oleh seorang Datuk. 

BACA JUGA:20 Raja Telah Berkuasa di Kerajaan Kutai, Merupakan Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara

Raja yang berkuasa pada kerajaan Pagaruyung memiliki menteri untuk membantu jalannya roda pemerintahan. 

Dengan kedatangan Islam maka dilantiklah seorang qodi yang bertugas untuk menjaga syariat agama.

Pada adat Minang dikenal sebuah istilah Taratak, yaitu administrasi dari suatu sistem pemerintahan dimulai dari kedudukan paling rendah. 

Mulai dari dusun, koto, kemudian bisa menjadi nagari untuk wilayah yang sudah dihuni oleh 4 suku.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: