Nintendo Tunda Prapesan Switch 2 di AS karena Dampak Tarif Trump, Rilis Tetap 5 Juni
Nintendo resmi menunda jadwal prapesan Switch 2 di Amerika Serikat sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru dari Presiden Donald Trump. --Dok/antaranews.com
Konsol Switch 2 hadir dengan berbagai peningkatan signifikan dibanding pendahulunya.
Beberapa pembaruan pada Switch 2 meliputi layar lebih besar berukuran 7,9 inci dengan resolusi 1080p (sebelumnya 6,2 inci 720p), refresh rate hingga 120fps, serta dukungan HDR meski masih menggunakan panel LCD.
BACA JUGA:Motif Masih Misteri, Pria di Kaur Bacok Leher Ayah Tiri hingga Kritis
BACA JUGA:Dana Desa Tahap I Ditargetkan Cair Bulan Ini, DPMD Kaur Genjot Administrasi 110 Desa
Joy-Con terbaru kini menempel secara magnetik, memiliki tombol SL dan SR yang lebih besar untuk kenyamanan, serta analog stick yang lebih besar. Menariknya, Joy-Con ini bisa difungsikan sebagai mouse dalam game tertentu.
Desain konsol juga semakin ergonomis dengan stand bawaan yang lebih kokoh dan dua port USB-C.
Switch 2 juga mendukung audio 3D dengan headphone kompatibel dan peningkatan kualitas suara dari speaker internal.
Dari sisi penyimpanan, Nintendo menambahkan kapasitas internal sebesar 256GB, naik drastis dari hanya 32GB pada versi pertama.
Docking barunya mendukung output hingga 4K dan dilengkapi kipas pendingin untuk menjaga suhu optimal.
Game fisik tetap menggunakan kartu serupa dengan model sebelumnya, namun dengan kecepatan baca yang ditingkatkan.
Untuk ekspansi, hanya kartu microSD Express yang bisa digunakan, menggantikan microSD biasa.
Tak ketinggalan, Nintendo juga memperkenalkan Switch 2 Pro Controller yang hadir dengan tombol C untuk GameChat, dua tombol tambahan GL dan GR di belakang yang dapat diprogram, serta dukungan jack headphone.
BACA JUGA:Mengapa Lantai Bau Amis Setelah Dipel? Ini Penyebab dan Solusinya
BACA JUGA:Gol Dramatis Evandra Bawa Timnas U-17 Taklukkan Korea Selatan di Menit Akhir!
Meski begitu, masih menjadi tanda tanya besar bagaimana Nintendo akan menyesuaikan strategi harga dan distribusinya di tengah tekanan tarif ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


