15 Jamu Herbal Ternyata Berbahaya, BPOM Bengkulu Temukan Bahan Kimia Obat Mematikan

RAKYATBENGKULU.COM -  Fenomena konsumsi jamu dan suplemen berlabel "herbal" makin marak di tengah masyarakat. 

Iming-iming khasiat instan, dari menurunkan berat badan, meningkatkan vitalitas, hingga menyembuhkan berbagai penyakit, membuat produk semacam ini laris manis, terutama di platform daring. 

Namun, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu memperingatkan bahwa di balik label alami itu, bisa tersembunyi ancaman mematikan.

Baru-baru ini, BPOM Bengkulu mengungkap temuan mengejutkan. 

Sebanyak 15 produk Obat Bahan Alam (OBA) yang beredar bebas di toko online ternyata mengandung Bahan Kimia Obat (BKO) berbahaya, dan semuanya tidak memiliki izin edar resmi. 

BACA JUGA:Krisis Vaksin, Ngorok Serang 1.898 Ekor Sapi di Bengkulu

BACA JUGA:Seleksi PPPK Rejang Lebong Dihujani 52 Laporan, Pemkab Lakukan Verifikasi Ketat

Kandungan zat berisiko tinggi seperti sildenafil, deksametason, dan sibutramine ditemukan dalam produk-produk yang diklaim "alami" tersebut.

“Aplikasi BPOM Mobile merupakan alat bantu yang sangat praktis. Cukup masukkan nama produk atau nomor izin edar, maka akan muncul data lengkap terkait keamanan dan legalitas produk tersebut,” ujar Kepala BPOM Bengkulu, Yogi Abaso Mataram, S.Si, pada Rabu 23 Juli 2025.

Yogi mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang terlalu mudah percaya pada produk herbal yang menjanjikan manfaat cepat. 

Padahal, banyak dari produk ini disusupi zat kimia sintetis tanpa diketahui pengguna.

“Jika tidak dicek lebih dulu, produk seperti ini bisa berakibat fatal. Gangguan ginjal, jantung, bahkan risiko kematian bisa terjadi akibat konsumsi bahan kimia yang tersembunyi dalam jamu,” jelasnya.

BACA JUGA:Sengketa Kepemilikan PT Dharma Nyata Pers: Tabloid Nyata dan Jawapos Saling Klaim di Pengadilan Surabaya

BACA JUGA:Gubernur Helmi Hasan Tinjau PLTD Enggano, Dua Mesin Rusak Akan Diusulkan Penggantian ke Pusat

Sumber: