Fenomena Soft Life, Kenapa Gen Z Pilih Hidup Santai daripada Hustle Culture?

RAKYATBENGKULU.COM - Banyak dari kita mungkin sudah sangat familiar dengan istilah hustle culture, yaitu budaya yang mengagungkan kerja keras tanpa henti, di mana kesuksesan diukur dari seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk bekerja. 

Namun, belakangan ini muncul fenomena baru yang disebut dengan “Soft Life,” yang menjadi pilihan banyak generasi Z. 

Kalau hustle culture memaksa kita untuk terus berjuang tanpa lelah, Soft Life lebih menekankan pada keseimbangan, kenyamanan, dan hidup yang lebih mindful.

BACA JUGA:Kerja 9 to 5 Itu Bukan Gen Z Banget! Kenapa Mereka Lebih Suka Jadi Freelancer? Di Sini Alasannya

BACA JUGA:Mengenal Takjil yang Ada di Berbagai Negara: Nikmatnya Menyambut Berbuka Puasa

Generasi Z ini, mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat, dan mereka cenderung memiliki kesadaran lebih tinggi tentang pentingnya kesehatan mental dan fisik. 

Mereka melihat bahwa hidup bukan hanya tentang berlari mengejar pencapaian, tetapi juga tentang menikmati perjalanan dan merayakan momen-momen kecil dalam hidup.

Soft Life adalah cara hidup yang lebih fokus pada pencapaian kebahagiaan, bukan semata-mata kesuksesan materi. 

Bagi banyak orang di Gen Z, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi jauh lebih penting daripada terus-menerus berfokus pada pekerjaan. 

Ini bukan berarti mereka malas atau tidak ingin sukses, tetapi mereka lebih memilih untuk mencari cara agar bisa menikmati hidup tanpa harus mengorbankan kesehatan mental mereka.

BACA JUGA:Bukan Pekerjaan Mudah! 8 Penyebab Ibu Stres yang Perlu Support System

BACA JUGA:Fenomena Puasa Satu Jam di Murmansk, Rusia: Unik dan Menarik!

Pergeseran Mindset dari Hustle ke Soft Life

Pergeseran ini terlihat jelas dalam pola pikir mereka tentang pekerjaan. Dulu, banyak orang berpikir bahwa kerja keras tanpa henti adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan. 

Sumber: