Awards Disway
HONDA

Pemerintah Latih Nelayan Mukomuko Tinggalkan Pukat Harimau, Ini Teknologi Penggantinya

Pemerintah Latih Nelayan Mukomuko Tinggalkan Pukat Harimau, Ini Teknologi Penggantinya

Pemerintah Latih Nelayan Mukomuko Tinggalkan Pukat Harimau, Ini Teknologi Penggantinya--Bayu Erisman Putra/rakyatbengkulu.com

MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Sebanyak 80 nelayan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan mengikuti pelatihan khusus pada tahun 2025. 

Program ini bertujuan untuk mengubah alat tangkap ikan jenis trawl atau pukat harimau yang selama ini merusak ekosistem laut menjadi alat tangkap yang lebih ramah lingkungan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Eddy Apriyanto, SP., M.Si, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya menjaga keberlanjutan sumber daya laut sekaligus melindungi mata pencaharian para nelayan setempat.

BACA JUGA:SK CPNS Dibagikan 6 Mei, SK PPPK Pemkot Bengkulu Menyusul Akhir Bulan Ini

BACA JUGA:Kemenag Bengkulu Selatan Ajak Masyarakat Daftar Haji dan Umroh: Tak Perlu Khawatir Masa Tunggu Panjang

“Melalui pelatihan ini, kami ingin para nelayan tidak hanya fokus pada hasil tangkapan yang banyak, tetapi juga mulai memikirkan keberlanjutan lingkungan laut tempat mereka menggantungkan hidup,” ungkap Eddy.

Eddy menambahkan, program pelatihan modifikasi alat tangkap tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemerintah pusat dan provinsi. 

Meskipun ada efisiensi anggaran di tahun ini, pelatihan tetap dapat berjalan berkat dukungan dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

BACA JUGA:Paslon Suryatati–Ii Sumirat Resmi Serahkan Perbaikan Gugatan ke MK, Tunggu BRPK untuk Sidang

BACA JUGA:Bawaslu Hentikan 20 Laporan Dugaan Pelanggaran PSU Bengkulu Selatan, Tidak Cukup Bukti

“Pelatih dari BBPI Semarang akan langsung turun ke Mukomuko. Mereka sudah menyiapkan anggaran pelatihan, sehingga kegiatan tetap bisa dilaksanakan,” katanya.

Pelatihan ini akan difokuskan untuk nelayan yang berasal dari Kecamatan Teramang Jaya dan Kecamatan Kota Mukomuko. 

Kedua wilayah tersebut dipilih karena masih banyak nelayan yang menggunakan pukat harimau dalam aktivitas penangkapannya.

Beberapa komponen penting dari pukat harimau akan dimodifikasi agar tidak lagi merusak lingkungan laut. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait