Bahaya Mencampur BBM Berbeda RON, Risiko Mesin Rusak hingga Dampak Lingkungan
Kendaraan yang sedang mengisi BBM di Pertamina--Dok/antaranews.com
RAKYATBENGKULU.COM - Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, memperingatkan bahwa mencampur bahan bakar minyak (BBM) dengan Research Octane Number (RON) yang berbeda dapat memberikan dampak buruk bagi kendaraan maupun lingkungan.
“Seperti mencampur RON 90 (Pertalite) dan RON 95 (Pertamax) dapat menimbulkan dampak negatif pada kendaraan dan lingkungan. Secara teknis pencampuran ini jelas dapat mengubah karakteristik pembakaran bahan bakar,” ujar Yannes, dikutip dari ANTARANEWS.COM.
Menurutnya, mencampur dua jenis BBM dengan nilai oktan berbeda akan menghasilkan angka RON campuran yang merupakan rata-rata tertimbang.
BACA JUGA:Juventus Tersingkir! Empoli Lumat Bianconeri Lewat Adu Penalti di Coppa Italia
BACA JUGA:Bantuan PKH dan BPNT Disalurkan ke 9.474 KPM di Seluma, Salah Satu Penerima Lolos PPPK
Namun, sifat kimia dan aditif dalam bahan bakar tidak selalu bersifat linier saat dicampur.
Hal ini berisiko menyebabkan bunyi ketukan pada mesin atau knocking, yang bisa merusak mesin, terutama pada kendaraan berteknologi tinggi.
Lebih lanjut, pencampuran BBM tanpa panduan teknis yang jelas dapat mengakibatkan ketidakstabilan pembakaran jika tidak sesuai dengan kebutuhan mesin.
Risiko knocking akan meningkat, terutama pada kendaraan yang dirancang untuk menggunakan bahan bakar beroktan tinggi, sementara efisiensi termal mesin juga dapat menurun.
BACA JUGA:Pernah Terlibat Kasus Penipuan, Kapolres Seluma Pecat Brigpol RK karena Disersi!
“Selain itu, perbedaan karakteristik aditif antara kedua jenis bensin dapat memengaruhi kebersihan ruang bakar dan sistem injeksi. Jika dilakukan secara tidak tepat, pencampuran dapat merusak komponen mesin dan menurunkan performa kendaraan,” jelasnya lagi.
Dari sisi ekonomi, praktik mencampur RON 90 dengan RON 92 secara ilegal juga merugikan konsumen. Kualitas bahan bakar yang dihasilkan tidak terjamin, sehingga kendaraan berisiko mengalami penurunan performa yang berujung pada meningkatnya biaya perawatan.
Untuk menghindari risiko tersebut, Yannes menyarankan agar masyarakat tidak melakukan pencampuran BBM secara sembarangan tanpa panduan teknis yang jelas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


