Dosen UM Bengkulu Kembangkan Modul Ajar Bahasa Inggris Digital Berbasis Kearifan Lokal di SDN 11 Kepahiang

BACA JUGA:Target 71 Ribu Peserta, Program Cek Kesehatan Gratis Mukomuko Baru Sentuh 10 Persen

BACA JUGA:52 Anak Alami Stunting, Pemkot Bengkulu Terus Perkuat Program Pencegahan

“Kami merasa senang bisa belajar membuat modul ajar yang tidak hanya digital, tapi juga membawa unsur budaya Kepahiang,” ungkap salah satu guru peserta pelatihan.

Pelatihan Intensif dan Pendampingan Teknologi Digital

Kegiatan pelatihan dimulai dengan sesi sosialisasi program.

Tim PkM memperkenalkan konsep modul ajar digital berbasis kearifan lokal serta pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran.

Kemudian, dilaksanakan pelatihan intensif mengenai penyusunan modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka.

Para guru dilatih menyusun capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta aktivitas listening, speaking, reading, dan writing yang terintegrasi dengan budaya lokal Kepahiang.

--

Pelatihan juga mencakup penggunaan aplikasi seperti Canva for Education dan Google Workspace untuk membuat e-modul interaktif.

Dalam sesi ini, guru belajar mendesain halaman modul dengan memanfaatkan gambar, simbol, dan istilah budaya lokal seperti Pendei, Samba Ujak Lem Boloah, Pakaian tradisional, Aksara Rejang, Permainan tradisional dan lain-lain.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kepahiang juga telah menerbitkan buku Bareang yang tentunya sangat menunjang kegiatan pengabdian ini. 

Setelah pelatihan, guru-guru menerapkan hasil belajar mereka dengan menyusun dan mengunggah draft modul digital ke platform Google Drive yang telah disiapkan oleh tim.

BACA JUGA:Rumah Mewah Pengacara Kondang Digeledah, Kejati Bengkulu Telusuri Jejak Uang Proyek Tol Bengkulu

BACA JUGA:Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Berakhir dengan Twist Mengejutkan dan Cerita Inspiratif

Karya-karya tersebut kemudian mendapat umpan balik langsung dari dosen pendamping.

Pendampingan dan Refleksi Pembelajaran

Sumber: