HONDA

Usul Rapid Test Massal

Usul Rapid Test Massal

BENGKULU - Tim Kajian Epidemiologi dan Imunologi Provinsi Bengkulu telah menyampaikan hasil kajian di depan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah beserta jajarannya, Kamis (4/6) di Balai Semarak. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu H. Herwan Antoni, SKM., M.Kes., M.Si menyampaikan tim itu telah melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus Covid-19 yang terjadi di provinsi Bengkulu.

"Kajiannya meliputi insiden kasus, juga tingkat kematian. Kemudian melakukan analisis terhadap apa yang sudah kita kerjakan," kata Herwan, Kamis (4/6).

Misalnya dalam melaksanakan rapid test, oleh tim epidemologi dan imunologi itu menjabarkan sudah berapa banyak yang telah dikerjakan. Kemudian dibandingkan nasional dan beberapa provinsi lainnya. Kemudian juga melihat seberapa banyak swab yang dilakukan. Ini dilakukan untuk mengkaji seberapa banyak potensi penyebaran Covid-19 di Provinsi Bengkulu.

"Dari beberapa kajian yang dilakukan. Sehingga diprediksi seberapa banyak kemungkinan yang terjadi kasus di Bengkulu ini," tambahnya.

Dikatakannya, dari kajian kajian itu , dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai bahan untuk dievaluasi.  "Ada yang akan dijalankan dan ada yang harus di perkuat," imbuhnya.

Misalnya pelaksanaan rapid test secara masif dan massal khususnya untuk kelompok berisiko. Yang meliputi tenaga kesehatan, pelaku perjalanan, pedagang di pasar, aparat kepolisian,dan kelompok beresiko lainnya. Kemudian hal itu  juga disarankan untuk dilakukan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat.

"Juga menyarankan untuk adanya Pergub untuk kepatuhan terhadap protokol kesehatan," tukas Herwan.

Misalnya dalam penggunaan masker. Agar masyarakat lebih patuh dalam protokol kesehatan ini. Terpisah, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan bahwa Tim pengkajian mengusulkan beberapa poin untuk dibuat kebijakan. "Pertama diminta pelaksanaan rapid itu secara massal, sebagai SE kita agar rapid test itu disediakan sebanyak 3 persen dari jumlah penduduk. Untuk memetakan itu," tambahnya.

Kemudian, terkait untuk pemakaian masker itu, tim pengkajian meminta agar Pemprov Bengkulu memberlakukan adanya reward dan punishment. Ini agar masyarakat betul betul memperhatikan.

"Selanjutnya keberadaan lab, saya katakan tadi kalau untuk ukuran lab itu sekarang sudah bisa memeriksa 80 sampel sehari," tutur Rohidin.

Ia menjelaskan untuk jumlah penduduk Bengkulu yang berjumlah sekitar 2 juta orang.  Sehingga dengan punya satu lab dirasa sudah sangat proporsional.

"Ada provinsi yang besar, kemudian penduduknya 35 juta kemudian memilih 7 lab. Artinya lebih cakupan layanannya lebih bagus kita, 1 lab untuk 2 juta penduduk," tutupnya.

Artinya kalau dilihat dari sisi kecukupannya untuk uji swab, lanjutnya, masih dirasa aman. Kemudian, tim pengkajian juga menyampaikan aspirasi terkait shif untuk tenaga rumah sakit. Dimana rata rata memiliki 8 jam kerja.

"Itu terlalu panjang. Kita perpendek jadi 6 jam. Dengan 4 shift tentu kita patuhi," demikian Rohidin.

45 Sampel Negatif

Herwan Antoni menyampaikan pengujian spesimen swab terus dilakukan. Per 4 Juni 2020 dari data Dinkes Provinsi Bengkulu didapati 45 spesimen diuji di Laboratorium RSUD M Yunus Kota Bengkulu.

"Untuk hari ini (kemarin.red)  jumlah pengambilan swab di Labkesda ada 8 sampel dan sampel yang keluar sebanyak 45, dari Laboratorium RSUD M Yunus, semua hasilnya negatif,” kata Herwan.

Dikatakannya, sejak munculnya kasus pertama Covid-19 di Bengkulu pada akhir Maret lalu. Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 1.136 sampel. Dimana sampel sampel itu dikirim ke Litbangkes Jakarta, Laboratorium BBLK Palembang, Laboratorium FK Unand Padang, Laboratorium PCR di RSUD M Yunus (RSMY) Bengkulu, dan Labkesda Provinsi Bengkulu.

"Didapati 92 sampel positif,  877 sampel dinyatakan negatif Covid-19," tambahnya.

Sedangkan untuk 167 sampel swab itu masih  dalam proses pemeriksaan. Dikatakannya, hampir 40 persen hasil positif Covid-19 itu berada pada cluster kesehatan. Dimana sebanyak 36 orang tenaga medis dinyatakan positif.

"Tenaga medis yang sembuh sudah 15 dari 36 tenaga medis dinyatakan positif," tukas Herwan.

Sementara itu, ia juga memaparkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang mencapai 787 orang. Dengan rincian, jumlah ODP selesai pemantauan ada 721 orang. ODP yang masih dalam pemantauan ada 66 orang. Dan kemarin ada 4 tambahan ODP. Yang berasal dari Kabupaten Rejang Lebong satu orang, Kabupaten Kepahiang dua orang, dan Kabupaten Mukomuko ada 1 orang.

Sementara, untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 54 orang, dimana yang dinyatakan sehat sebanyak 12 orang. PDP menjadi konfirmasi ada 7 orang, dan PDP proses pengawasan sebanyak 16 orang. Dan jumlah PDP meninggal ada 19 orang.

 “Tidak ada penambahan PDP hari ini,” imbuhnya.

Untuk diketahui, salah seorang PDP berinisial Sy berusia 54, warga Kota Bengkulu. Dinyatakan meninggal, dan pada 26 Mei 2020 dimakamkan di Desa Bajak 2 Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Dikabarkan bahwa dalam proses pemakaman itu dilakukan tanpa menggunakan protokol penanganan Covid-19.

Juru bicara gugus tugas Provinsi Bengkulu, Jaduliwan menyampaikan pada 30 Mei 2020

berdasarkan hasil uji swab Sy dinyatakan positif Covid-19.

“Karena meninggal sudah di rumah orangtuanya di Bajak dan hasil swab belum diterima, sehingga pasien masih berstatus PDP. pelaksanaan pemakaman tidak mengikuti protokol yang biasa dipakai,” ungkapnya.

Sehingga pihaknya, melalui Dinkes Provinsi Bengkulu akan mengkoordinasikan ke Dinkes Bengkulu Tengah untuk melakukan tracing kontak terhadap keluarga, masyarakat lingkungan setempat. Khususnya yang diindikasikan berkontak erat dengan si pasien.

“Kemudian riwayat-riwayat bepergian karena beliau pernah tinggal di beberapa tempat, termasuk di Kota Bengkulu. Tentunya harus diupayakan tracing yang tuntas,” tutup Herwan. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: