37 Sehat, 4 Meninggal, Kasus Positif Belum Bertambah
BENGKULU – Satu lagi warga yang terpapar Covid-19 meninggal dunia. Yakni Ws (56) warga Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Ws meninggal Jumat (5/6) malam di RSUD M Yunus Bengkulu setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Dengan demikian, hingga Sabtu (6/6) total warga positif Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 4 orang. Namun kabar gembiranya, warga atau pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh dari virus tersebut juga bertambah. Berdasarkan data Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bengkulu kemarin, sebanyak 37 warga dinyakan sembuh dari Covid-19 (selengkapnya lihat grafis).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Benteng, Gusti Miniarti S.Kep, MH mengatakan pihaknya akan melaksanakan kembali rapid test terutama untuk warga yang dekat atau pernah kontak dengan Ws. “Pasien Covid-19 tersebut dimakamkan di Kecamatan Bang Haji atas permintaan keluarganya," terangnya.
Dijelaskan Gusti, proses pemakaman menggunakan standar kesehatan atau SOP untuk penanganan Covid-19. Bahkan warga dilarang terlalu dekat dengan lokasi pemakaman.
Sementara untuk rencana rapid test, Gusti juga minta warga berperan aktif, seperti menyampaikan informasi kepada tim kesehatan mengenai warga yang sebelumnya pernah kontak dengan Ws.
Kasus Positif Menurun
Kasus positif atau warga terkonfirmasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Bengkulu menurun. Data per tanggal 6 Juni, ada 12 kasus positif dinyatakan sembuh yaitu dari klaster tenaga medis dan jamaah tabligh (JT). Sehingga total yang sembuh mencapai 37 kasus.
Selain itu, hasil pemeriksaan 93 sampel yang keluar kemarin seluruhnya dinyatakan negatif. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bengkulu Jaduliwan mengatakan, per tanggal 6 Juni tidak ada kasus tambahan warga terkonfirmasi Covid-19. Dari total 92 kasus terkonfirmasi, 37 kasus diantaranya sudah sembuh. Dengan tambahan 12 kasus sembuh per Sabtu (6/6) yaitu kasus 38 dan 69 di Kota Bengkulu, kasus 10, 39, dan 40 di Kaur, kasus 19 di Kepahiang, kasus 37 di Seluma, dan kasus 15, 16, 17, 41, 43 di Bengkulu Utara.
Ditambahkan Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, jumlah sampel yang diperiksa di laboratorium sebanyak 1.138 kasus, 92 diantaranya positif, 169 sampel dalam proses pemeriksaan, dan 93 sampel yang keluar kemarin semuanya negatif, berasal dari sampel PCR RSUD M. Yunus (RSMY) Bengkulu.
Sementara itu untuk kasus konfirmasi, Ws asal Kabupaten Bengkulu Tengah yang meninggal Jumat malam, sambung Herwan, memiliki riwayat PDP dan sejak 27 Mei masuk RSMY. Dengan keluhan, demam, mual muntah dan suspek TBC. Terhadap pasien ini juga sudah dilakukan tracking oleh Dinkes Benteng bekerjsama dengan puskesmas setempat dan Ddinkes Provinsi. Hasil tracking sudah diambil swab pada keluarga yang bersangkutan.
Pecah Rekor Lagi
Rekor pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali terpecahkan dengan pertambahan 993 kasus positif baru pada periode 5 hingga 6 Juni 2020. Provinsi dengan sumbangan kasus terbanyak masih dipegang Jawa Timur dengan kontribusi 286 kasus positif baru.
Jumlah ini memecahkan rekor tertinggi pertumbuhan kasus pada 21 Mei lalu dengan jumlah kenaikan kasus 973 orang. Ini adalah ketiga kalinya pertumbuhan kasus positif mendekati angka 1.000 orang. Sebelumnya, angka peningkatan kasus positif yang cukup tinggi juga tercatat pada Kamis (21/5) sebanyak 973 dan Sabtu (23/5) sebanyak 949.
Selain Jatim, penyumbang kasus tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 104 kasus baru dan Provinsi Papua dengan 87 kasus baru. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan bahwa dengan penambahan tersebut, total kasus positif Covid-19 secara nasional menjadi 30.514.
Menurut data yang dihimpun oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Meskipun Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan penambahan kasus tertinggi, meski jumlah pasien sembuh juga dilaporkan meningkat secara signifikan.
“Kenaikan tertinggi pada hari ini kita dapatkan dari pemeriksaan di Jawa Timur sebanyak 286 kasus, meskipun pada hari yang sama Jawa Timur juga melaporkan kasus sembuh sebanyak 154 kasus,” kata Yuri kemarin.
Selain penambahan kasus positif Covid-19, Yuri juga mengumumkan adanya peningkatan pasien sembuh menjadi 9.907 orang setelah ada penambahan sebanyak 464 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal bertambah 31 orang sehingga totalnya menjadi 1.801.
Akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 394.068 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 103 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 67 laboratorium, serta Laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 192 lab. Secara keseluruhan, 264.740 orang telah diperiksa dan hasilnya 30.514 positif (kulumatif) dan 234.226 negatif (kumulatif).
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 394.068 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 103 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 67 laboratorium dan Laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 192 lab. Secara keseluruhan, 264.740 orang telah diperiksa dan hasilnya 30.514 positif (kulumatif) dan 234.226 negatif (kumulatif).
Di sisi lain, meski jumlah pertambahan kasus meninggi, Yuri mengatakan bahwa angka penambahan kasus sembuh pada hari yang sama cukup menggembirakan. Menurut data yang dihimpun oleh Gugus Tugas, ada sejumlah wilayah yang jumlah pasien sembuh melampaui kasus konfirmasi positif. Hal itu tentunya menjadi catatan yang baik bahwa Covid-19 dapat ditaklukkan.
Sementara itu, Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengkoordinir upaya pemerintah untuk meningkatkan kecepatan tes PCR sebanyak 20 ribu per hari sesuai permintaan Presiden Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir mengaku optimis target yang dicanangkan presiden bisa segera tercapai. Melihat untuk saat ini pengujian spesimen sudah mencapai lebih dari 10.000 per hari. Bahkan menurutnya, saat ini perlu dipatok target yang lebih tinggi yakni 30.000 per hari.
"Kalau kita lihat untuk mencapai 20.000 tidak begitu sulit ya. Karena per tanggal 6 Mei itu sudah tercatat 13.333 tes yang bisa dilakukan. Sehingga ini saya kira bukan hal mustahil. Malah seharusnya kita bisa memikirkan bagaimana mencapai target 30.000," Jelas Muhadjir kemarin.
Meski demikian, menurutnya kunci percepatan pengujian spesimen ada pada bantuan tenaga relawan. Maka dari itu Muhadjir menekankan agar Kemendikbud, Kemenkes, dan Kemenristek untuk bisa menggerakkan secara masif perekrutan relawan khususnya untuk tingkat S2 dibidang kesehatan masyarakat, keperawatan, dan mikrobiologi molekurel. "Kalau ini bisa dilakukan, saya optimis (bisa mencapai target,Red)," tuturnya.
Selain itu kecepatan tes, menurut Muhadjir proses tracking perlu diperbanyak. Hal tersebut perlu dilakukan agar deteksi kasus-kasus dan penyebarannya bisa dilakukan lebih dini. Muhadjir juga meminta agar tim peneliti vaksin Covid-19 yang dibidangi oleh Kemenristek/BRIN terus dimotivasi dan didukung proses kerjanya agar bisa menghasilkan vaksin secara cepat.
"Kalau kita bisa memotivasi mereka, mereka bisa bekerja dengan semangat dan syukur-syukur kalau kita bisa lebih duluan menemukan vaksin. Kalau kita gagal mempercepat penemuan vaksin pasar itu akan dijarah produsen luar negeri. Dan ini sangat bagus kalau kita hindari ruang itu," jelasnya.
Selain itu, untuk menyukseskan percepatan pengujian spesimen, harga dari alat swab tes untuk uji spesimen perlu seragam dan harus murah. Dia meminta kepada Kementerian Perdagangan agar bisa membuat regulasi terkait hal itu. "Jadi tidak boleh ada persaingan terbuka. Karena ini adalah kita perang lawan Covid-19 dan jangan ada orang yang mengambil untung terlalu banyak," imbuhnya.
Kemudian, terkait tatanan kenormalan baru, menurut Muhadjir, Gugus Tugas dan Kementerian/lembaga terkait perlu memberikan edukasi kepada masyarakat secara masif bahwa normal baru bukan berarti seenaknya saja.
Diberlakukannya kenormalan baru, menurut dia, bukan berarti kedaruratan nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dicabut begitu saja. Menurut dia akan dilakukan penyempurnaan aturan agar masyarakat bisa lebih memahaminya.
"Padahal ketika mereka diberikan pengurangan pembatasan itu artinya PSBB masih berlaku yaitu PSBB minimal yang seperti tercantum dalam UU Kedaruratan Kesehatan pasal 49. Sehingga harus dipahami betul mengenai protokol kesehatan dasarnya," pungkas Muhadjir. (key/vla/tau) Perkembangan Kasus Covid-19 di Provinsi Bengkulu - ODP: 83 - Selesai Pemantauan (Sehat): 716 - Total ODP: 806 - PDP: 22 - Selesai PDP: 12 - Total PDP: 59 - Total Positif Covid-19: 92 - Sembuh dari Covid-19: 37 - Meninggal Covid-19: 4 - Meninggal ODP: 3 - Meninggal PDP: 18 - Total Meninggal: 25 Ket: - ODP (Orang Dalam Pemantauan) - PDP (Pasien Dalam Pengawasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: