HONDA

Pemkot Tambah Saham di Bank Bengkulu

Pemkot Tambah Saham di Bank Bengkulu

BENGKULU –  Bank Bengkulu menggelar ekspose saham seri B, Rabu (17/6) di Balai Kota Bengkulu. Dalam ekspose itu, Bank Bengkulu akan menawarkan pembelian saham seri B kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Bengkulu.  Hal ini bertujuan untuk mencapai target Rp 1 triliun sebagai modal inti.

 Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu sendiri akan ikut serta berkontribusi mempertahankan Bank Bengkulu, salah satunya dengan menambah saham yang telah ada di Bank Bengkulu tersebut. Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, SE, MM menjelaskan,

Pemkot Bengkulu akan kembali menambah saham di Bank Bengkulu. Untuk jumlah saham yang akan dibeli, nanti akan didiskusikan dengan instansi dan anggota DPRD Kota Bengkulu. Bank Bengkulu disyaratkan untuk naik dari buku satu ke buku dua dengan memiliki modal inti minimal Rp 1 triliun. Oleh karena itu sekitar 25 persen saham ditawarkan ke publik, khususnya masyarakat Kota Bengkulu.

“Mengapa ditawarkan ke masyarakat Bengkulu dan kabupaten lainnya, karena ini untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap Bank Bengkulu. Kalau mau instan sebenarnya bisa saja pihak Direksi Bank Bengkulu melemparkan langsung ke pengusaha - pengusaha besar. Tetapi itu tidak strategis bagi Bank Bengkulu maupun rakyat Bengkulu,” jelasnya.

Dia menambahkan, Pemkot Bengkulu akan merespon baik rencana ini, nanti Pemkot akan membantu mendorong pengusaha untuk membeli saham ini. Kemudian dirinya juga akan mendorong masyarakat dan ASN untuk membeli saham ini. Sahamnya Rp 4 juta perlembar, jadi bisa beli dua lembar, 10 lembar dan banyak juga bisa.

“Dari segi investasi untuk yang lebih aman, ini menjadi pilihan salah satu yang terbaik menurut saya untuk memiliki saham seri B Bank Bengkulu. Kita akan mendorong dan kita juga ingin terus membesarkan nama Bank Bengkulu ini,” ungkapnya.

Direktur Utama Bank Bengkulu, Agussalim menjelaskan, saham yang bisa dijualkan itu 25 persen dari modal dasar atau maksimum itu berkisar Rp 250 miliar sesuai dengan anggaran dasarnya. Kalau seandainya belum laku Rp 250 miliar, tetapi modal inti sudah sampai Rp 1 triliun, kemungkinan besar para pemegang saham seri A akan menyetop.

“Karena ini ladangnya Pemerintah Daerah untuk sebagai sumber PADnya dari deviden Bank Bengkulu. Dari target Rp 1 Triliun itu, sampai bulan lalu sudah terkumpul Rp 814 miliar, tetapi semakin berkembang dan kemungkinan sekarang kita perkirakan sudah mencapai diatas Rp 820 miliar,” terangnya.

Lanjutnya, diperkirakan Rp 160 miliar lagi sudah cukup untuk mencukupi modal inti hingga Rp 1 triliun. Untuk target sesuai aturan dari regulasi akhir tahun ini harus sudah selesai dan tercapai. “Kalau akan memperjuangkan dengan maksimal Bank Bengkulu ini jangan sampai digilas dengan regulasi yang ada, pemerintah daerah dan masyarakat pastinya tidak mau kalau Bank Bengkulu ini turun kelas apalagi diakusisi dari Bank umum menjadi BPR,” demikian Agusalim. (jee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: