Protes Penerapan KBM Lebih Awal
BENGKULU – Sejumlah wali murid slaah satu Madrasah Ibtidaiyyah (MI) plus JA di Kota Bengkulu, mengeluhkan kebijakan pihak sekolah yang menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dari rumah lebih awal. Keberapatan sejumlah wali murid itu disampaikan saat datang ke Graha Pena RB di Jalan Natadirja Km 6,5 Jumat (3/7).
Salah seorang wali murid kelas 5, yang enggan ditulis namanya mengatakan, bahwa MI plus JA ini, terlalu cepat memulai pembelajaran mereka. Pasalnya, pembelajaran tersebut menggunakan sistem daring. Sehingga membutuhkan bimbingan dari orangtua saat pembelajaran dimulai. “Itu tanggal 25 Juni kemarin, sudah mulai belajar online. Padahal Kaldik (kalender akademik, red) itu baru mulai ajaran baru pada 13 Juli nanti,” jelasnya, Jumat (3/7).
Dikatakannya, selain membuat orangtua kerepotan. Ia menilai bahwa ini kurang efektif untuk pembelajaran anaknya. Menurutnya, anak belajar itu diarahkan dan dibimbing. Dan sebaiknya tidak terlalu banyak memberikan tugas bagi si anak. Mengingat usia mereka yang masih beliau. Ditakutkan, jika terlalu banyak tugas dari sekolah, anak akan tertekan.
“Selain dari kami, ini juga membuat guru kerepotan. Saya kira kurang efektif ya,” tambahnya.
Selain tentang sistem pembelajaran, ia juga menyayangkan tentang beberapa guru yang diputus kontrak kerjanya. Padahal banyak dari mereka yang sudah mengabdi bertahun-tahun. Ia berharap masalah ini, bisa terselesaikan secara damai. Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada Walikota Bengkulu, Helmi Hasan serta Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.
Terpisah, Kepala MI plus JA berinisial FR membenarkan bahwa pihaknya menerapkan KBM memang lebih awal. Namun ia beralasan, kebijakan untuk memulai pembelajaran lebih awal ini merupakan hasil dari rapat pihak yayasan dan jamaah. Ia menjelaskan pembelajaran dimulai dari awal karena bertujuan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Mengingat hasil evaluasi pembelajaran daring sebelum dinilai banyak kekurangan.
“Pembelajaran lewat dari ini kan sudah dimulai sejak Maret kemarin. Dari sana kita mengevaluasi bahwa dengan pembelajaran itu masih banyak kekurangan,” jelasnya.
Terutama terhadap materi yang tidak habis, lanjutnya, dimana seharusnya habis dalam waktu yang telah ditentukan, namun materinya masih ada. “Sistem pembelajaran itu sehari hanya dua mapel. Yang biasanya dari jam 7.30 WIB sampai jam 4. Karena pandemi ini kami membatasi hanya dua mapel,” tambahnya.
Selain itu, tujuan yang kedua itu, karena hari libur anak biasanya lupa untuk ibadahnya. Agar anak tidak lupa, maka selama pembelajaran daring ini. Pihaknya berusaha mengingatkan agar tetap menjalankan salatnya. Khususnya salat Dhuha dan salat fardhu mereka. “Kalau materinya itu sedikit, jam 07.30 WIB itu salat Dhuha dan ngaji. Kemudian jam 08.30 WIB sampai jam 10.00 WIB itu guru memberikan materi pertama,” ucapnya.
Kemudian pukul 10.00 WIB sampai 10.30 WIB merupakan jam istirahat. Selanjutnya,pada pukul 10.30 WIB sampai 13.00 WIB adalah pemberian materi kedua. “Habis itu selesai. Dan untuk pengumpulan tugas ada yang jam 21.00 WIB malam. Bahkan ada yang besoknya masih kita terima,” tutupnya. (war)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: