Dilema Pembelajaran Jarak Jauh
BENGKULU - Pandemi Covid-19 yang melanda saat ini, menyebabkan pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh atau menggunakan media pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) dalam pelaksanaan belajar mengajarnya. Epi, guru salah satu SMA di Kota Bengkulu mengatakan dilema dalam pembelajaran via daring ini. Ini dikarenakan satu sisi ia memiliki kewajiban sebagai guru, untuk mengajar siswa. Dan sisi lain juga harus menemani dan mengawasi anak anaknya dalam pembelajaran via online tersebut.
"Anak saya tiga. Satu SMA, dua lagi masih SD. Otomatis saya harus memiliki hp lebih dari satu, paling enggak kan harus ada tiga ya. Mana saya mengontrol anak saya," kata Epi, kemarin.
Dikatakannya, selain menjadi guru untuk siswanya, ia juga harus membantu anaknya untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
"Okelah bagi abangnya yang sudah SMA, yang SD inikan dia belum paham. Bagaimana cara membuka daring itu. Sebenarnya, ini agak berat sebenarnya," tambahnya.
Untuk itu, ia berharap agar wabah korona ini cepat berlalu. Sehingga sekolah bisa seperti biasanya lagi, anak anaknya pun dapat bersekolah kembali. Ia menjelaskan bahwa beban dari yang mengajar di online ini lebih berat bila dibandingkan dengan belajar di sekolah langsung. Ini dikarenakan pikiran para guru bercabang. Satu sisi harus mengajar di sekolah sebagai guru. Dan satu sisi sebagai orang tua, yang harus mendampingi anak-anak belajar online ini.
" Jadi kita gak fokus pikiran tercabang menjadi dua," tukasnya.
Sementara untuk nilai para siswanya, dari evaluasi belajar via online sebelumnya mengalami penurunan. Penyebab ia prediksi adaptasi belajar, menggunakan daring tersebut, belum semua siswa dapat mengikuti.
"Kalau kemarin kita melakukan ujian online ya, itu nilai anak banyak yang anjlok. Karena mungkin, cara mengajar online ini tidak maksimal," ucap Epi.
Hal yang sama juga dialami oleh Kepala SMPN 22 Kota Bengkulu, Septa Lena, S. Pd. Ia menjelaskan bahwa sebelum berangkat ke sekolah ia menyiapkan segala perlengkapan belajar daring untuk putranya. Selain itu, ia juga mengawasi dan berkoordinasi dengan guru guru di sekolah dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh itu.
"Anak juga perlu dibimbing dalam belajar online, takutnya dia malah lengah dan main game," kata Lena.
Ia juga mengatakan rasa kekhawatirannya, apabila anaknya nanti terus berjibaku dengan gadget nya. Maka ia takutkan akan terjadi kecanduan gadjet itu, seperti main game yang berlebihan. Ia pun berharap agar pandemi ini segera berakhir.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu, Nopri Walihan, S.Pd, MM, menyampaikan bahwa guru dan tenaga kependidikan lainnya disekolah itu wajib masuk kantor atau sekolah.
"Minimal di Minggu pertama ini mereka mempersiapkan dan berdiskusi antar sesama guru untuk persiapan pembelajaran daring," kata Nopri.
Kendati demikian, setelah aktif pembelajaran nantinya, pihaknya memastikan siswa dapat belajar secara terjadwal. Sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai kalender pendidikan.
"Bahwa benar benar belajar sekolah. Dalam hal ini guru guru melakukan pembelajaran. Gurunya di sekolah, anak-anak tetap belajar di rumah," tutupnya. (war)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: