HONDA

Pengungsi Rohingya di Aceh Nikmati Sajian Kurban Khas Kampung Halaman

Pengungsi Rohingya di Aceh Nikmati Sajian Kurban Khas Kampung Halaman

Lurifida, begitu mereka menyebut santapan khas kurban itu. Olahan daging sapi berkuah kari ini amat mereka gemari, obat rindu kampung halaman. Lurifida biasa mereka hidangkan dan makan bersama keluarga di momen spesial seperti Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

LHOKSEUMAWE – Ketika Idul Adha, muslim Indonesia umumnya telah menyiapkan aneka bumbu rempah dan bahan makanan lainnya untuk diolah bersama daging kurban yang mereka dapat. Kunyit, jahe, lengkuas, daun salam, pala, hingga beras dan pelepah pisang untuk diolah menjadi ketupat, rendang, opor, satai, dan konro. Memasak hidangan-hidangan khas hari raya ini menjadi agenda memeriahkan momen kurban.

Menyiapkan kuliner kurban juga menjadi kebiasaan pengungsi Rohingya tatkala Idul Adha tiba. Meski jauh dari kampung halaman dan bertahan dalam kondisi seadanya, warga Rohingya yang kini mengungsi di Gedung BLK Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, tak melewatkan agenda memasak kuliner kurban.

Sabtu (1/8), Global Qurban - ACT menyembelih sapi kurban untuk 99 pengungsi Rohingya di Gedung BLK Meunasah Mee. Dengan senang hati mereka menerima cacahan daging-daging sapi yang selanjutnya mereka masak menjadi menu kurban khas wilayah asal mereka.

Lurifida, begitu mereka menyebut santapan khas kurban itu. Olahan daging sapi berkuah kari ini amat mereka gemari, obat rindu kampung halaman. Lurifida biasa mereka hidangkan dan makan bersama keluarga di momen spesial seperti Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

“Kami hari ini berbagi kebahagiaan saudara muslim Rohingya dengan dengan mengundang ibu-ibu Rohingya membuat makanan khas Lebaran mereka sendiri. Ada dua macam makanan yang dimasak, yaitu lurifida dan suki, kue kering yang terbuat dari tepung beras. Mereka antusias sekali membuat hidangan-hidangan itu, saya hanya mengawasi saja agar proses masak tetap ada jaga jarak dan higienis,” terang Chef Wagiman, koki Humanity Food Truck, Sabtu (1/8).

Aroma kari pun menyeruak tatkala lurifida rampung dimasak. Puluhan pengungsi Rohingya langsung antre, menanti bisa menikmati lurifida dan suki di momen kurban ini. “Alhamdulillah ya, mereka bisa mengenang kampung halaman mereka saat kurban di sini. Jadi bukan hanya kita saja yang merasakan nikmatnya kurban, mereka juga. Semoga ini berkah bagi kita semua,” imbuh Chef Wagiman.

Sehari sebelumnya, Jumat (31/7), khidmat salat Idul Adha pun dirasakan pengungsi Rohingya. Haru menyergap mereka usai salat ditunaikan. Di tanah suaka ini, mereka masih bisa merasakan nikmatnya merayakan Idul Adha dengan rasa aman.

Kepala Cabang ACT Lhokseumawe Thariq Fharline mengatakan, selain masyarakat lokal, pengungsi Rohingya memang menjadi sasaran pendistribusian hewan kurban di Lhokseumawe.

“Ada 400 sapi yang didistribusikan di seluruh Provinsi Aceh, salah satunya di Kota Lhokseumawe. Di sini, kami tidak hanya berbagi dengan warga Aceh saja, tetapi juga pengungsi Rohingya. Alhamdulillah mereka sangat bahagia bisa memasak hidangan kurban di pengungsian,” ungkap Thariq.

“Di momen kurban ini, masih ada waktu untuk kita menghadirkan kebahagiaan untuk saudara muslim Rohingya, saudara sebangsa di seluruh penjuru negeri, dan saudara di negara terdampak krisis kemanusiaan. Global Qurban - ACT masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berkurban, hingga hari tasyrik kedua. Insyaallah, pendistribusian kurban dilaksanakan hingga hari tasyrik ketiga,” pungkas Thariq. (rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: