Selama Belajar Daring, 25 Menikah, 4 Bekerja
Daftar Siswa Putus Sekolah Selama Pandemi Covid-19 dan KBM Daring No Sekolah Menikah Bekerja 1 SMAN 1 3 Siswa 3 Siswa 2 SMAN 2 3 Siswa - 3 SMAN 3 5 Siswa - 4 SMAN 4 - - 5 SMAN 5 - - 6 SMAN 6 1 Siswa 1 Siswa 7 SMAN 7 1 Siswa - 8 SMKN 1 6 Siswa - 9 SMKN 2 5 Siswa - 10 SMKN 3 1 Siswa - Total 25 Siswa 4 Siswa BENTENG - SMA/SMK di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) sudah kembali melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah, , kemarin (15/2). Namun setelah kembali melaksanakan KBM tatap muka, diketahui ada 29 siswa yang putus sekolah yang diduga karena terlalu lama tidak melaksanakan aktivitas di sekolah dan tanpa pengawasan sekolah. Diketahui dari 29 siswa tersebut terdiri dari 17 siswa SMA dimana 13 diantaranya putus sekolah karena menikah dan empat orang siswa putus sekolah karena memilih untuk bekerja. Sedangkan siswa SMK sebanyak 12 orang, semuanya putus sekolah karena menikah. Ketua MKKS SMA Kabupaten Benteng yang juga Kepala SMAN 3 Benteng, Rachmat Wibowo PU, M.Pd menjelaskan, metode KBM jarak jauh atau daring yang dilakulan selama ini, dinilai sangat tidak efektif dalam memberikan pendidikan karakter terhadap anak yang tidak bisa dilakukan pihak sekolah. Terbukti cukup banyak siswa yang putus sekolah karena siswa bersangkutan menikah dini dan bekerja. "Mereka putus sekolah ini dikarenakan terlalu lama tidak mendapatkan pendidikan langsung di sekolah secara tatap muka. Belajar daring jauh sekali berbeda. Di sekolah siswa bisa kita bentuk karakter atau kepribadiannya. Ada pengawasan dari kita, kemudian banyak kegiatan positif lainnya yang bisa mereka lakukan di sekolah dan lainnya. Semua ini tidak mereka dapatkan selama belajar daring," ungkapnya. Rachmat berharap KBM tatap muka bisa dilaksanakan terus menerus ke depannya. Tidak ada lagi secara daring, karena sangat tidak efektif. Pihak sekolah juga sudah menyanggupi, melengkapi dan melaksanakan protokol kesehatan dengan tertib. "Saat kita mengumumkan kepada siswa KBM tatap muka akan dilaksanakan kembali di sekolah, antusias siswa sangat tinggi dan menyambut dengan kebahagian. Ini membuktikan semua siswa memang sudah merindukan dan menginginkan KBM di gelar disekolah seperti biasa. Mereka sudah tidak nyaman dan bosan belajar dengan metode daring," bebernya. Menurut Rachmat, untuk siswa yang sudah putus sekolah, disarankan ke depan mengikuti Paket C agar memiliki ijazah setingkat SMA. Terpisah, Ketua MKKS SMK Benteng yang juga Kepala SMKN 2 Benteng, Drs, Arip Rahman Paksi, M.Pd mengatakan KBM tatap muka di sekolah disambut sangat antusias guru maupun siswa. Selama ini belajar daring tidak efektif. Selain terkendala jaringan internet juga tidak adanya pengawasan yang ekstra dilakukan oleh guru. "Jadi kita berharap KBM tatap muka ini bisa dilaksanakan terus menerus. Kami siap untuk mematuhi dan melaksanakan semua prokes yang sudah ditetapkan. Semua siswa juga sudah kita wajibkan untuk disiplin dalam menerapkan prokes," ungkapnya. Sambungnya, tidak bisa dipungkiri, dengan belajar dilaksanakan dengan metode daring, siswa tidak ada kegiatan di sekolah dan tidak adanya pengawasan dari sekolah. Saat ini diketahui banyak siswa yang putus sekolah karena menikah. di SMKN 2 sendiri ada lima siswa yang putus sekolah karena menikah, SMKN 1 ada enam orang yang menikah dan SMKN 3 ada satu orang siswa yang putus sekolah karena menikah. Ia berharap ke depan tidak ada lagi siswa yang putus sekolah dikarenakan menikah usia dini. "Maka dari itu kita sangat berharap KBM tatap muka ini bisa digelar di sekolah agar pihak sekolah bisa melakukan pengawasan terhadap siswa,” harapnya.(jee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: