HONDA

Masuk Sekolah Tiga Kali Seminggu, Siswa SMP Negeri 1 Kota Bengkulu Hanya Belajar Dua Jam Sehari

Masuk Sekolah Tiga Kali Seminggu, Siswa SMP Negeri 1 Kota Bengkulu Hanya Belajar Dua Jam Sehari

BENGKULU - SMP Negeri 1 Kota Bengkulu menjadi satu-satunya sekolah yang mulai melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka bagi sekolah tingkat menegah pertama yang ada di Kota Bengkulu, menyusul beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Dasar (SD) yang telah melakukan KBM tatap muka. Kepala SMPN 1 Kota Bengkulu, Idiarman, M.Pd mengatakan, setelah beberapa bulan menjalani KBM secara daring (online), Selasa (23/2) SMPN 1 mulai melaksanakan KBM tatap muka. Hal itu setelah pihaknya memenuhi sarana dan prasarana Protokol Kesehatan (Prokes) dan mendapat rekomendasi kegiatan belajar tatap muka dari Satgas Covid-19 Kota Bengkulu. "Alhamdulillah kita hari ini pertama melaksanakan KBM tatap muka dan anak-anak, orangtua itu antusias sekali untuk KBM tatap muka ini. Kita sudah siapkan semua sarana prasarana dan kita sudah melaksanakan dengan baik. Baik itu sebelum masuk kelas kita ukur suhu di gerbang, lalu cuci tangan, lalu di dalam kelas juga jaga jarak, tempat duduk kita zig-zag jadi semua standar protokol Covid-19 kita laksanakan dengan baik," sampainya. Sementara itu untuk jam pelajaran yang diberlakukan, pihak sekolah melakukan pembatasan dan selisih waktu masuk sekolah bagi kelas 7, kelas 8 maupun kelas 9 guna menciptakan kondisi sekolah yang kondusif sesuai Prokes. "Setiap kelas kita selisihkan waktu masuknya agar tidak ada penumpukan. Jadi untuk kelas 9 masuk pada pukul 08.00 WIB, kelas 8 masuk pukul 08.15 WIB dan kelas 7 masuk pada pukul 08.30 WIB. Dan juga pelajaran kita hanya dua mata pelajaran (mapel) sehari. Satu jam pelajaran hanya 30 menit dan satu mapel itu hanya dua jam pelajaran yakni hanya 60 menit. Berarti kita begitu masuk, belajar di sekolah hanya diberlakukan selama 120 menit baru kita itu pulang. Jadi sebelum pukul 11.00 WIB sudah pulang," lanjutnya. Selain memberlakukan selisih waktu masuk sekolah, pihak sekolah juga melakukan pembagian kelompok belajar per kelas dengan menjadi dua kelompok belajar agar siswa yang mengikuti kegiatan tatap muka di ruang kelas tidak melebihi 50 persen dari jumlah siswa per kelasnya. "Jadi kita di kelas dibagi menjadi dua kelompok A dan kelompok B. Hari ini masuk kelompok B besok kelompok A begitu secara bergantian. Yang hari ini tidak masuk kelompok A itu mereka belajar daring dari rumah dan ada juga yang live pelajaran menyaksikan dari rumah, jadi itu kreasi dari guru kita. Artinya siswa masuk sekolah hanya 3 kali dalam seminggu," tutupnya. (tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: