HONDA

Proyek Rp 30 M Tak Tahan Banjir, Ratusan Kubus Beton Terjungkal

Proyek Rp 30 M Tak Tahan Banjir, Ratusan Kubus Beton Terjungkal

MUKOMUKO, rakyatbengkulu.com – Baru selesai dikerjakan, ratusan unit kubus beton jatuh ke Sungai Selagan. Kubus beton berukuran tinggi 80 centimeter lebar 1,1 meter itu merupakan kubus beton proyek pembangunan pengendali banjir Air Selagan Benteng Anna Mukomuko senilai Rp 30 miliar lebih.

Diklaim terjungkal ke sungai akibat terjangan air Sungai Selagan yang cukup deras. Bersamaan dengan kejadian banjir di Desa Pondok Batu Kecamatan Kota Mukomuko. Ada sejumlah titik yang susunan bangunan kubus beton berantakan. Yang jika dikalkulasikan, panjang bangunan yang kubus betonnyo terjungkal mencapai sekitar 200 meter.  Salah satu lokasi panjang bangunan yang berantakan, mencapai sekitar 100 meter.

Bangunan kubus beton itu terdiri tiga tingkatan atau tumpukan. Dari sungai dengan daratan terdapat pula tiga susunan kubus beton. Akibat kejadian itu, di sejumlah lokasi yang berantakan itu ada yang hanya menyisakan dua barisan kubus beton. Bahkan ada yang hanya menyisakan 1 kubus beton.

Kejadian ini jadi sorotan. Pasalnya, proyek belum selesai 100 persen, malah sudah ada yang rusak. Tidak dibayangkan andai kejadian itu setelah lewat masa pemeliharaan. Kejadian ini sulit dimaklumi, apalagi dalihnya karena terjangan banjir.  Susunan kubus beton terlihat tanpa ada mekanisme penjepit ataupun pengait yang dapat menahan kubus beton tidak terjungkal. Terutama pada sisi sungai. Kubus beton itu hanya dijepit sesama beton lainnya, untuk sisi kiri dan kanan bangunan.

Padahal  Sungai Selagan selama ini dikenal kerap memicu banjir dan merendam sejumlah desa sebelum hilir sungai. Sehingga semestinya bangunan penahan tersebut dibangun debgan sudah memperhitungkan ketahanan bangunan ketika diterjangan arus deras atau banjir. Apalagi posisi bangunan yang dibangun sebagian dari panjangnya berada di belokan sungai. Yang artinya, terjangan arus sungai dipastikan cukup kuat.

Mengenai kejadian itu diakui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 1 Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Sumatera VII, Wendra Kesuma Wijaya, ST. Dinyatakannya, sudah meminta pihak rekanan atau kontraktor untuk melakukan perbaikan.

“Itu karena banjir, dan informasinya, itu banjir paling besar. Jadi airnya terlalu besar. Sudah kita sampaikan untuk diperbaiki. Apalagi memang pekerjaan itu belum selesai. Kontraknya sampai 31 Desember 2021,” jelas Wendra.

Mengenai dugaan perencanaan tidak sesuai kebutuhan di lapangan, dibantah Wendra. Bahkan, sebelum proyek dilaksanakan, desain fisik bangunan yang akan dibangun sudah dikaji dan dibahas di Balai Teknik Sungai Solo. Dilakukan konsultasi teknis kepada para ahli dalam mengatasi masalah-masalah teknis pelaksanaan pekerjaan fisik Pengendalian Banjir Air Selagan Benteng Anna Kabupaten Mukomuko dan menghasilkan rekomendasi teknis untuk meningkatkan kualitas pekerjaan.

“Kita sudah menjalani uji dan review desainnya di Balai Teknik Sungai Solo. Jadi kita yakin, dengan konstruksi sekarang, bisa bertahan lama. Apalagi yang jatuh itu memang tidak seluruhnya, jadi bisa saja dari 800 meter hanya beberapa. Biasalah namanya manusia bekerja. Tidak mungkin pekerjaan manusia seutuhnya sempurna, kecuali Allah yang Maha Sempurna. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan desain yang ada sekarang,” tandasnya.

Terpisah, Pelaksana Pembangunan Pengendali Banjir Air Selagan Benteng Anna Mukomuko PT. Rodateknindo Purajaya, Sartono mengatakan, jatuhnya kubus beton itu ke sungai akibat pengaruh debit air yang besar sewaktu banjir. Makanya kubus barisan depan yang jatuh. Untuk penanganannya, pihaknya masih menunggu petunjuk dari pimpinan perusahaan.

“Sampai sekarang (kemarin) masih menunggu petunjuk pimpinan dan dari pihak BWSS. Kita masih standby di lokasi. Kalau petunjuk nanti dibenari, kita akan benari,” terang Sartono.

Ia mengakui, khusus untuk pekerjaan pemasangan kubus beton sudah selesai dan sudah dilakukan dokumentasi. Pekerjaan tinggal penyelesaian di darat. Jika tidak ada kejadian demikian, pekerjaan proyek hanya tersisa perapihan dan penanaman rumput di lokasi Benteng Anna.

“Kubus beton jatuh kemana, kita belum tahu. Karena tahunya pagi hari. Apa sudah tergelincir jauh, apa masih bisa diambil lagi apa tidak, kita tidak tahu. Sekarang belum dapat dilihat, kondisi air masih keruh. Sebagian yang jatuh itu memang di sekitar terjangan sungai,” jelas Sartono.

Cek Lokasi

Sementara itu, sekitar pukul 16.45 WIB, Selasa (21/12) Bupati Mukomuko H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA tiba di lokasi proyek. Bersamaan dengan tibanya Ketua Komisi II DPRD Mukomuko Antonius Dalle dan anggota DPRD Mukomuko Busra dan Ansori. Bupati dan anggota DPRD Mukomuko melihat langsung kondisi proyek tersebut. Terutama pada bagian bangunan proyek yang terjun ke sungai.

Bupati tampaknya dapat menerima penjelasan dari Pelaksana Lapangan Proyek tersebut. Bupati pun mengakui, bahwa sebelumnya terjadi bencana banjir di Mukomuko. Bahkan penetapan bencana itu sudah ia nyatakan tidak hanya dalam bentuk lisan. Tapi juga dalam pernyataan tertulis.

“Inikan sedikit ada bencana, dan saya atas nama Pemkab telah tandatangani berita acara bencana banjir. Adanya banjir itu menyebabkan lapisan luar bangunan ini, juga lepas,” kata bupati.

Kendati ada kejadian demikian, ia tetap berharap pekerjaan tersebut dapat selesai tepat waktu. Bangunan yang dibangun bukan saja menyelamatkan Cagar Budaya Benteng Anna. Tapi juga melindungi permukiman masyarakat yang berada di sepanjang pinggir sungai.

“Kita juga ikut prihatin dengan perusahaan yang sudah bekerja maksimal. Dengan tim dan peralatan yang masih lengkap di lapangan. Mudah-mudahan kontraktor bisa memperbaiki, dan bisa selesai tepat waktu. Dengan ini selesai, betul-betul bisa melindungi warga kita,” harap Bupati.

Ketua Komisi II DPRD Mukomuko Antonius Dalle juga dapat memaklumi kejadian demikian. Dikarenakan kondisi dan situasi cuaca dan alam di lapangan. Kendati begitu, ia tetap mendesak kerusakan itu dapat diperbaiki. Bahkan jika kubus beton yang terjun ke sungai tidak dapat diangkat lagi, maka kontraktor harus mencetak ulang untuk kemudian dipasang kembali sebagiamana mestinya.(hue)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: