Nelayan Keluhkan BBM Bersubsidi
MUKOMUKO, rakyatbengkulu.com – Nelayan Pantai Indah Mukomuko (PIM) Kecamatan Kota Mukomuko mengeluhkan ketersediaan bahan bakar minyak bersubsidi di Mukomuko.
Sudah lama tidak tersedia di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Mukomuko. BACA JUGA: Nelayan Pikul Ikan Hingga 300 Meter
Nelayan pun terpaksa beralih menggunakan BBM nonsubsidi jenis pertalite.
Demi bisa tetap melaut, mencari nafkah keluarga.
Namun disayangkan pula, BBM jenis tersebut juga sulit didapatkan.
Sehingga nelayan terpaksa mengeluarkan biaya yang lebih besar karena membeli BBM nonsubsidi jenis pertamax.
“Istri kami harus jauh bermotor ke Bandar Ratu, tempat SPBU yang paling dekat. Kadang hujan badai ke SPBU, untuk beli BBM.
Jangankan untuk mendapatkan BBM bersubsidi, BBM nonsubsidi jenis pertalite pun susah didapat.
Kadang harus datang jelang tengah malam, kadang jelang subuh demi mendapatkan BBM.
Sudah seperti itu, sering tidak dapat minyak karena sudah habis,” keluh salah satu pemilik perahu di Kelurahan Koto Jaya, Japri.
Dia sangat berharap adanya BBM bersubsidi khusus nelayan.
Sehingga pada saat nelayan membutuhkan bahan bakar mengisi mesin perahu, tidak lagi harus ikut mengantre di SPBU.
Jika pun tidak tidak tersedia BBM bersubsidi, nelayan pun siap dengan BBM nonsubsidi jenis pertalite.
Asalkan tersedia khusus untuk nelayan.
“Kami sering tidak jadi melaut bukan disebabkan kondisi cuaca ataupun gelombang laut.
Tapi karena tidak dapat minyak. Mana sudah mengeluarkan biaya lebih besar, dapat minyaknya susah.
Jadi mohon ada alokasi khusus untuk nelayan. Syukur-syukur ada SPBU khusus nelayan. Kami dalam sehari butuh minyak 200 sampai 300 liter,” sebutnya. BACA JUGA: Lagi-lagi PAD Tak Tembus Target
Kuota BBM
Terpisah, Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Mukomuko, Warsiman, S.Pt mengatakan telah mengajukan kuota BBM bersubsidi khusus untuk nelayan di Kabupaten Mukomuko.
Total mencapai 495,2 ton setiap bulannya.
Terdiri 343,9 ton BBM bersubsidi jenis premium dan 151,3 ton BBM bersubsidi jenis solar.
Rinciannya, untuk nelayan di Kecamatan Air Rami 62,1 ton BBM bersubsidi jenis premium perbulan.
Kecamatan Ipuh 95,9 ton premium perbulan. Kecamatan Teramang Jaya perbulannya 20,2 ton premium dan solar 133,6 ton.
Kemudian, Kecamatan XIV Koto 4,1 ton premium perbulan.
Kecamatan Air Dikit 575 liter premium perbulan. Kecamatan Kota Mukomuko sebanyak 161 ton premium perbulan dan 17,7 ton solar perbulan.
“Kita sudah mengusulkan kuota BBM khusus untuk nelayan. Usulan telah disampaikan ke Pertamina Devisi Palembang Sumatera Selatan,” kata Warsiman. BACA JUGA: Serapan DAK Fisik, Lambat di Awal Kencang di Akhir
Permintaan kuota khusus itu dikarenakan belum seluruh kawasan nelayan tersedia Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).
Padahal setiap hari nelayan membutuhkan BBM. Sehingga nelayan harus antrean untuk mendapatkan BBM di SPBU.
“Keluhan nelayan ini sudah sering disampaikan ke dinas. Nelayan mengeluh akibat sulitnya mendapatkan BBM untuk mengisi mesin perahu maupun mesin kapal mereka,” ujar Warsiman.
Namun sayangnya, pihaknya tidak mengetahui apakah usulan itu sudah diakomodir atau tidak.
Faktanya, nelayan masih tetap kesulitan mendapatkan BBM, khususnya BBM bersubsidi.
“Hingga awal tahun 2022 ini belum mendapatkan informasi soal usulan tersebut diakomodir atau tidak. Tentu ini akan kita tanyakan lagi,” pungkasnya. (hue)
simak Video Berita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: