HONDA

Tiga Balita Alami Gizi Buruk Didera Kemiskinan

Tiga Balita Alami Gizi Buruk Didera Kemiskinan

 

KOTA MANNA, rakyatbengkulu.com - Kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), belum sepenuhnya dapat dipenuhi pemerintah daerah.

Ini terindikasi masih adanya warga yang mengalami gizi buruk, lantaran didera kemiskinan.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) BS menyebutkan, setidaknya ada tiga balita yang mengalami gizi buruk.

Mereka, Sa warga Pagar Gading, Fr warga Ketapang, dan Ad warga Dusun Tengah.

BACA JUGA: Balita Gizi Buruk Asal Lebong Dirawat di Curup, Kondisinya Memprihatinkan

Ketiganya mengalami badan yang sangat kurus dan bertubuh pendek.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes BS, Ns Elfa Sari, M.Kes mengatakan, di tahun 2022 ada tiga kasus balita yang murni alami gizi buruk (gibur) tanpa ada penyakit penyerta.

Sebelumnya tahun 2021 lalu ada tujuh kasus gizi buruk di BS.

Ns Elfa Sari mengemukakan, saat lahir ketiga balita alami gizi buruk tersebut lahir dalam keadaan normal.

Karena keadaan ekonomi keluarga, membuat balita tersebut tak mendapatkan asupan gizi yang memadai.

Makanan yang diberikan oleh orang tuanya tidak seimbang dengan kebutuhan yang diperlukan balita untuk tumbuh dan berkembang.

"Ketiganya murni karena kurangnya asupan gizi. Bukan karena penyakit penyerta," kata Elfa.

Adapun tindakan yang dilakukan oleh Dinkes BS, Elfa mengatakan telah memberikan makanan tambahan kepada masing-masing balita alami gizi buruk.

Terdiri dari roti, susu dan vitamin yang dititipkan Dinkes ke masing-masing puskemas terdekat dengan tempat tinggal orang tua balita.

Selain itu, pemantauan rutin dilakukan oleh puskesmas.  

Perhatian Pemerintah Desa

"Setiap tahun dianggarkan untuk penanganan balita gizi buruk.

Kadang walaupun sudah tidak ada anggaran pemerintah, Dinkes tetap mengalokasikan dan memberikan pelayanan,’’ sebutnya. BACA JUGA: Angkutan Hambat Penjualan CPO

Sambung Elfa, setelah mendapat makanan tambahan, berangsur kondisi tiga balita membaik.

 Selain dari Dinkes, pengendalian gizi buruk juga bisa dilakukan oleh pemerintah desa.

Apalagi di desa ada anggaran khusus untuk kesehatan masyarakat.

"Di desa ada anggaran untuk itu, seharusnya kades ikut memperhatikan balita di wilayahnya yang mengalami gizi buruk,’’ demikian Elfa. (tek)

Simak Video Berita   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

"
"