Dinsos Ingatkan Pentingnya Peran Keluarga Terhadap ODGJ, Edukasi Masyarakat Diperlukan untuk Perawatan

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bengkulu Selatan, Efredy Gunawan, S.STP, M.Si,--Heru/Rakyatbengkulu.com
BENGKULU SELATAN, RAKYATBENGKULU.COM – Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bengkulu Selatan, Efredy Gunawan, S.STP, M.Si, menyampaikan kendala yang dihadapi dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Salah satu masalah utama adalah ketidakpedulian sebagian orang tua atau keluarga terhadap pasien ODGJ yang telah menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh di Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu.
"Jadi, orang tua atau keluarganya seolah-olah meminta anaknya yang pasien ODGJ ini tetap berada di Rumah Sakit Jiwa Bengkulu, padahal tidak bisa seperti itu karena ada prosedur batas waktunya. Pihak Rumah Sakit Jiwa Bengkulu sering menghubungi saya agar segera diberitahukan kepada keluarga untuk melakukan penjemputan pasien ODGJ ini," ujar Efredy pada Senin 24 Maret 2025.
Efredy menyebutkan bahwa saat ini ada empat pasien ODGJ yang telah dinyatakan sembuh, namun pihak keluarga enggan menjemput mereka.
BACA JUGA:Pelayanan Kesehatan di Rejang Lebong Tetap Optimal Selama Libur Lebaran 2025
"Banyak pihak keluarga yang kurang peduli lagi dengan ODGJ yang sudah sembuh ini. Sehingga, kita harus lebih mengedukasi masyarakat untuk semakin peduli dengan ODGJ, apalagi yang sudah dinyatakan sembuh. Mari kita rangkul dan ajak mereka untuk kembali berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat," jelasnya.
Selain itu, Efredy juga menyebutkan temuan Dinsos terkait ODGJ yang membahayakan keluarga dan masyarakat, seperti yang ditemukan membawa parang atau senjata tajam lainnya. Akibatnya, beberapa keluarga melakukan pemasungan terhadap ODGJ, meskipun pemasungan tersebut melanggar hak asasi manusia (HAM).
"Masih ada ODGJ yang dipasung, meskipun sudah berulang kali dibawa ke rumah sakit jiwa, namun kambuh lagi karena obat yang tidak dikonsumsi secara rutin. Oleh karena itu, keluarga berinisiatif untuk melakukan pemasungan," kata Efredy.
Terkait penyebab gangguan jiwa, Efredy menjelaskan bahwa menurut para perawat dan dokter kejiwaan, ada lima faktor penyebab ODGJ, antara lain Faktor keturunan, Faktor sosial seperti penyalahgunaan obat-obatan, Faktor ekonomi dan Faktor KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) atau keluarga broken home yang menyebabkan tekanan batin, serta Faktor asmara, seperti kandasnya hubungan percintaan.
BACA JUGA:Berbuka Makin Nikmat! 4 Buah-Buahan Populer saat Ramadan, Penuh Gizi dan Nutrisi
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Perketat Pengawasan Daging Jelang Lebaran untuk Pastikan Keamanan Konsumsi
Pada tahun 2024, Dinsos mencatat sekitar 200-an ODGJ yang terdata di Bengkulu Selatan. Dinsos berencana bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan pihak terkait lainnya untuk menekan angka pertumbuhan ODGJ yang terus meningkat setiap tahunnya.
"Harapan kami, mari kita rangkul kembali ODGJ yang sudah sembuh ini, kita pedulikan, dan ajak mereka bersosialisasi. Setiap kegiatan kemasyarakatan kita ikut sertakan, jangan kita kucilkan, dan ingatkan mereka untuk mengkonsumsi obat secara rutin," tutup Efredy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: