Menelusuri Jejak Habaib di Bengkulu
TUNJUKKAN: Habib Abu Bakar Al Aidrus didampingi Habib Mahdi Bin Assegaf, dan Habib Jamal Mutahar menunjukkan kartu identitas habib yang dikeluarkan Maktab Daimi. --
Rabithah Alawiyah Kunjungi Graha Pena RB
Habib, merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki garis keturusan Nabi Muhammad SAW. Di Provinsi Bengkulu sendiri tercatat enam marga Habib yang tersebar. Bagaimana sejarah para Habib diketahui di Provinsi Bengkulu, serta perkembangannya hingga hari ini. Simak Liputannya.
M. RIZKI AMANDA LUBIS Kota Bengkulu
JUMAT (24/6), Graha Pena Rakyat Bengkulu (RB) kedatangan tamu istimewa, yakni tiga Habib yang ada di Kota Bengkulu. Ketiganya yaitu Habib Mahdi Bin Assegaf, Habib Abu Bakar Al Aidrus, dan Habib Jamal Mutahar.
Kedatangan ketiga habib tersebut diterima oleh Pemimpin Redaksi (Pimred) RB, Riky Dwi Putra, GM RB Online, Heru Prama Putra, Manajer AE RB, Riko Putra, Korlip RB Fazlul Rahman.
BACA JUGA:MA Potong Hukuman Habib Rizieq Jadi 2 Tahun Penjara
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, ketiganya, secara bergantian menjelaskan bagaimana sejarah dan perkembangan Habaib yang ada di Provinsi Bengkulu. Habaib adalah bentuk jamak dari Bahasa Arab, yang menunjukkan jumlah Habib lebih dari satu orang.
Dijelaskan awal masuk Habaib ke Bengkulu diketahui diawali datang dari Palembang kemudian ke Bintuhan kemudian ke Manna dan terakhir ke Kota Bengkulu.
“Masuknya para Habaib ke Bengkulu itu sudah lama, sejak tahun 1909. Dan mereka banyak memiliki keturunan, namun keturunan mereka ini kemudian banyak juga yang keluar dari Bengkulu. Bukti lainnya, yakni kuburan para Habaib yang ada di Provinsi Bengkulu, seperti di Kampung Bali Kota Bengkulu, di Bintuhan dan di Penarik ada,” jelas Habib Mahdi Assegaf.
BACA JUGA:Tausiyah: Amal Yang Paling Utama
Hingga beberapa tahun terakhir ini, kehadiran para Habib ini kemudian mendapat desakan dari para masyarakat dan para kiyai untuk membentuk sebuah organisasi untuk menjadi wadah bagi para Habaib.
Pada 10 April 2020 para Habaib yang ada di Bengkulu mendirikan organisasi Rabithah Alawiyah cabang Bengkulu. Sebagai Ketua Umum yakni Habib Mahdi Assegaf, Bendahara Umum Habib Abu Bakar Al Aidrus, dan Habib Jamal Mutahar sebagai pengurus harian.
“Rabithah Alawiyah untuk di Indonesia sudah ada sejak 1928, namun di Bengkulu kita baru berdiri pada 9 Ramadan tahun ini (2022, red),” terang Habib Mahdi Assegaf.
Salah satu misi berdirinya organisasi Rabithah Alawiyah ini untuk merangkul para habaib yang ada di Provinsi Bengkulu. Hingga saat ini diketahui sudah ada enam marga Habaib yanga ada di Provinsi Bengkulu yakni Al-Idrus, Al-Bakar, AlKaf, Al-Mutahar, Al-Athas dan Al-Ba’bud.
BACA JUGA:Bincang Santai dengan Habaib: Ada 25 KK Menyebar di Bengkulu
“Seluruh marga ini tersebar di Provinsi Bengkulu. Sampai sekarang kita masih melakukan penelusuran terhadap Habaib yang ada di Provinsi Bengkulu, kita akan kumpulkan dan kita rangkul. Untuk jumlah anggota Rabithah Alawiyah hingga saat ini sudah sampai 25 keluarga,” ungkap Habib Mahdi Assegaf.
Adapun kegiatan rutin yang dilakukan para Habaib yang tergabung di organisasi Rabithah Alawiyah yakni zikir bersama, salawatan bersama, serta membuka kajian-kajian tentang Islam. Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Rabithah Alawiyah terletak di Kebun Keling Kota Bengkulu.
“Tidak mesti Habib kalau mau gabung ke Rabithah Alawiyah, karena kegiatan kita untuk masyarakat, umat kegiatan rutin bulanan, dan ada juga mingguan. Setiap Minggu malam kita melakukan zikir bersama,” terang Habib Mahdi Assegaf.
Sementara Habib Abu Bakar Al Aidrus, menerangkan mengenai bagaimana membedakan Habib sungguhan dan Habib palsu. Ia menerangkan, bahwa di Indonesia terdapat organisasi yang mencatat dan memelihara keturunan Nabi Muhammad SAW ini, yakni Maktab Daimi. Seorang Habib yang sudah jelas garis keturunannya, akan diberi sebuah kartu identitas yang menerangkan garis keturunannya hingga kepada Nabi. “Maktab Daimi ini sudah ada sejak tahun 1940 an, mereka bertugas mencatat dan memelihara para Habaib yang ada di Indonesia,” jelas Habib Abu Bakar Al Aidrus.
BACA JUGA:Indonesia Bersholawat, Airlangga Minta Habaib dan Ulama Doakan Penanganan Covid-19
Untuk menghindari adanya Habib palsu di Bengkulu, maka dari itu organisasi Rabithah Alawiyah memiliki misi untuk menelusuri keberadaa Habaib di Provinsi Bengkulu, untuk dilakukan pendataan.
“Banyak para Habaib yang tidak menonjolkan kehabaibannya, sementara banyak juga yang bukan Habib mengakungaku Habib maka dari itu, kita di organisasi Rabithah Alawiyah menelusuri keberadaan para Habaib, bagi yang belum memiliki kartu identitas dari Maktab Daimi nanti kita bantu untuk mengurusnya,” demikian Habib Abu Bakar Al Aidrus. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: