HONDA

Musim Panas

Musim Panas

Oleh : Dahlan Iskan--

Pryadi Satriana

"Jancuk" bukan dari "Jan Cox", tapi dari kata "ancuk" yg berarti "bersetubuh" (dalam Purwadarminta 1939, Bausastra Jawa). Ditambahkan awalan 'di-' menjadi 'diancuk', ungkapan bernada 'pelecehan' thd lawan bicara. Dlm perkembangannya, mempunyai banyak 'varian', maknanya pun 'meluas', bahkan juga konotasinya menjadi 'baik' (amelioratif), bisa menjadi 'sapaan akrab'. Sebaliknya, ada kata yg 'nilai rasa'-nya (saya lebih suka memakai 'nilai rasa' daripada 'makna') menjadi 'jelek' terpengaruh kata yg mengikutinya, spt pada 'perempuan murahan', padahal 'perempuan' dari bentukan 'per-empu-an' ('yang dihormati'). Jadi, ndhak bener "jancuk" dari "Jan Cox." Wis ngono ae, Cuk.

 

Pryadi Satriana

Th 2019 di Surabaya, Forum Alumni Jawa Timur untuk Jokowi memberi gelar "Cak Jancuk" untuk Presiden Jokowi. Hal ini menimbulkan polemik, lha wong "Mas Joko" saka Surakarta (Solo) je ... . Kalau 'presiden Jancukers' Anda sudah tahu, he..he.. Salam. Salaam. Shalom. Rahayu.

LiangYangAn 梁楊安

Sehubungan dengan komentarnya Pak Agus Rudi Purnomo mengenai istilah "Jancuk" yang dikaitkan dengan nama pelukis "Jan Cox" yang tertulis pada Tank Belanda, maka perlu diimbangi dengan informasi dari sumber yang lain sebagai bahan perbandingan. Sepertinya kurang tepat Pak Agus, karena pada Pertempuran 10 November 1945 kita masih menggunakan Ejaan Lama (Ejaan Yang Disempurnakan mulai dipakai tahun 1972), sehingga tulisan "Jan Cox" pada tahun 1945 akan dibaca "Yan Koks" bukan Jancok. Perlu kajian Etimologi lebih lanjut untuk memastikannya (asal-usul kata Jancok tersebut). Terimakasih.

 

Ahmad Zuhri

Mau analog atau digital ga ada pengaruh ke saya, karena mmg tidak punya tv di rumah hihihi..

 

Komentator Spesialis

Dengan transformasi siaran digital dan konvergensi industri media, pada akhirnya urusan iklan, promosi dll.akan dikuasai raja internet seperti google dkk. Karena dibandingkan pasang iklan di media seperti TV, jauh lebih murah, sesuai target pasar, bisa ditracing dan terukur. Contoh simple ya iklan yang muncul di Disway ini. Artinya transformasi ke siaran digital ini akan menjadi lonceng kematian stasiun TV. Cepat atau lambat, namun pasti. Karena cost operasional sebuah stasiun TV terlalu besar. Sedang mereka kurang fokus memproduksi konten. Ditambah isi siaran yang monoton hanya seputar nyanyian, sinetron atau cerita artis. Selamat tinggal stasiun TV. Suatu saat tinggal menjadi kenangan kebesaranmu.

 

*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: