HONDA

Bisnis Toko Buku masih Menjanjikan, Bukomie Buktinya

 Bisnis Toko Buku masih Menjanjikan, Bukomie Buktinya

Dengan variasi penawaran baru kepada pelanggan, mampu membuat usaha jualan buku Bukomie eksis dan meraih untung. foto: rb--

 

BISNIS jualan buku secara fisik ternyata masih menjanjikan.  Usaha Buku Kopi Mie (Bukomie) adalah salah satu contohnya. Membuka unit usaha di Jalan WR Supratman Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu, pelanggan di sini dapat tawaran baru "Baca buku nyantai sambil ngopi dan makan mie".

Itulah slogan toko Bukomie, yang dipilih sang pemiliknya. Achmad Lutfi (27). Ia  baru dua tahun merintis usaha toko Bukomie. Tepatnya 2020.

Sebelumnya ia magang di Negeri Sakura, Jepang selama satu tahun.  Selama di Jepang ia melihat hampir disetiap tempat, terdapat toko buku. Bahkan di daerah yang sepi sekalipun.

Menariknya, tak satupun dari toko itu yang sepi pengunjung.

BACA JUGA: Kisah Mangcik (58): Dari Bonsai, Bisa Hidupi Istri dan 4 Anak, Penjualan Tertinggi Rp 70 Juta

Namun setelah kembali ke Indonesia tepatnya di Bengkulu. Suasananya sangat berbeda. “Di Bengkulu toko buku jarang dijumpai dan jika ada sekalipun, pengunjung yang datang bisa dihitung dengan jari,” katanya.

Achmad mengatakan, sebenarnya kesadaran masyarakat Bengkulu akan pentingnya membaca, sudah cukup tinggi. Namun dibandingkan dengan jumlah populasi Kota Bengkulu, tempat untuk mengakses buku masih sangat sedikit.

Kebanyakan masyarakat juga malas membeli buku karena harganya yang bisa dibilang cukup mahal.

Dari sinilah Achmad mendapatkan ide untuk membuka toko buku dan menyediakan tempat baca gratis untuk masyarakat.

“Dengan disediakan tempat baca buku gratis ini, saya harap banyak orang-orang yang akan mulai tertarik untuk membaca buku,” katanya, (22/7).

BACA JUGA: Dana Hibah Pilkada Kaur 'Disunat' dari Kegiatan Ini

Toko Bukomie yang dirintis Achmad, menyediakan 3 meja berukuran 1 meter kali 2 meter dan cukup banyak kursi untuk mendampingi mejanya.  Ketiga meja dan kursi itu diletakan tepat di depan toko.

Hal ini dibuat untuk pelanggan yang suka membaca buku sambil menikmati minuman dan makanan. Baca buku di tempat, tidak akan dikenakan biaya alias gratis.

Namun bila dibawa pulang, harus  bayar alias membeli.

Selain menjadi tempat untuk jual beli dan akses baca gratis ke banyak buku. Sesuai dengan namanya, Bukomie juga menyediakan berbagai menu minuman termasuk kopi.

“Bukomie juga menyediakan minuman seperti kopi, untuk menemani pelanggan membaca buku. Nantinya kami akan menyediakan makanan juga, seperti mie. Namun untuk sekarang masih belum, karena masih butuh modal yang lebih besar,” kata Achmad pada RB.

BACA JUGA: Polres Selidiki Jaringan Pengedar Upal

Achmad juga mengatakan, jika sekarang, keuntungan yang ia dapat sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan tokonya. Dalam satu bulan, ia biasanya bisa menghasilkan uang dari jual beli buku sampai Rp 15 juta.

“Saya biasanya mendapatkan uang Rp 10 juta sampai Rp 15 juta dalam 1 bulan. Namun ini hanya penghasilan kotornya saja.

Setelah dipotong biaya operasional, gaji karyawan dan biaya suplai buku. Uang yang pergi ke Kas toko untuk sekarang masih belum ada, alias Rp 0. Walaupun keuntungan nya masih belum terlihat, tapi saya merasa ini sudah lebih dari cukup,” katanya.

Menurut Achmad, pada era digital ini masyarakat sudah semakin jarang dalam memiliki buku, sebagai akibat dari masuknya internet dalam kehidupan masyarakat.

Padahal membaca buku lebih berdampak positif. dibandingkan dengan membaca buku elektronik atau e-book.

BACA JUGA: Dihempas Badai, 3 Nyawa Nelayan Kaur Nyaris Melayang

“Hampir setiap orang sekarang sudah bisa menggunakan akses ke internet, dan di sana terdapat banyak buku digital untuk dibaca. Namun dibandingkan dengan membaca buku digital, saya rasa banyak orang akan lebih memilih bermain game online,” ujarnya.

Selain itu Achmad juga menambahkan, bahwa budaya membaca sangat penting bagi masyarakat Bengkulu, dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin pesat.

Sehingga kita tidak tertinggal dari negara-negara lain seperti Jepang. “Masyarakat harus lebih tertarik dalam hal membaca, sehingga masyarakat akan memiliki moral serta wawasan yang baik,” ucapnya. (RINTO DIANTARA)  

       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: