HONDA

Para Penyepuh Emas Pasar Minggu Tetap Bertahan dari Perkembangan Zaman

 Para Penyepuh Emas Pasar Minggu Tetap Bertahan dari Perkembangan Zaman

Kempos, sedang menyepuh emas milik salah satu pelanggannya.--

Menjadi penyepuh perhiasan emas ternyata bisa mendapatkan hasil yang lumayan. Seperti Kempos Caniago (45), salah satu penyepuh emas di Pasar Minggu. Seharinya dia bisa mendapatkan upah hingga Rp 200 ribu. Simak laporannya.

RINTO DIANTARA, Kota Bengkulu.

SAAT RB mendatangi tempat usahanya di Pasar Minggu, Kempos sedang sibuk menggosok perhiasan milik salah satu pelanggannya.

Dengan kedua tangannya, ia tampak terampil menggosok  perhiasan menggunakan sikat dan kikir khusus yang ia miliki. Wajar saja, sudah 13 tahun dia menggeluti usaha ini. Kempos bukan satu-satunya penyepuh emas di sana. Sebab banyak kios penyepuh emas lainnya.

“Dengan metode manual ini, saya menghabiskan waktu berkisar dari 10 hingga 30 menit untuk satu perhiasan.Ini juga tergantung dari ukuran perhiasannya,” kata Kempos, Kamis (28/7).

Di atas meja berukuran1 meter x 1 meter terlihat banyak bahan untuk menyepuh perhiasan. Mulai dari kompor, sikat, kikir, kabel adaptor, kawat tembaga, besi pipih dan gelas kimia. Kempos tinggal di Kelurahan Suka Merindu Kota Bengkulu.

BACA JUGA:Muharamin Sorot Antrean Solar, Minta Tambah Kuota Solar

Dia setiap hari berangkat ke tempat usahanya mulai pukul 07.00 WIB dan baru pulang pukul 17.30 WIB. Kempos mengatakan, proses penyepuhan diawali dengan mencuci bersih  perhiasan. Selanjutnya digosok menggunakan sikat dan kikir khusus, untuk melepaskan kotoran yang melekat pada logam  perhiasan.

Lalu  perhiasan  direndam dalam cairan khusus, sambil dialiri tegangan listrik. Cairan yang digunakan juga berbeda, disesuaikan dengan jenis bahan perhiasannya. Jika perhiasan yang disepuh berupa  emas, cairan yang digunakan dicampur dengan bubuk halus emas 99.

Sedangkan untuk perak, cairan dicampur dengan air tuba. Tegangan listrik yang dialirkan saat porses perendaman, bertujuan agar bubuk  emas  dan tuba bisa melekat di permukaan  perhiasan  yang sudah dibersihkan. Setelah selesai, perhiasan akan dikeringkan dan dipanaskan. Proses ini juga membutuhkan alat khusus, yang dialiri tegangan listrik. Agar hasil sepuhan awet dan bertahan lama.

BACA JUGA: Muhartini Salim (62), Profesor Pertama FEB Universitas Bengkulu

“Hampir semua perhiasan bisa saya sepuh, mulai dari kalung, anting, cincin dan juga gelang. Jenis perhiasan yang dapat disepuh pun beragam, mulai dari yang berbahan emas, perak maupun jenis perhiasan tembaga murni,” ujarnya.

Kempos, mematok upah mulai dari Rp 10.000 untuk pelanggan yang ingin menyepuh perhiasan miliknya. Ia juga menjual perhiasan yang ia buat sendiri. Harganya juga beragam, tergantung dari bentuk, kualitas dan banyaknya emas yang ia gunakan. Biasanya kempos menjualnya dengan harga Rp 30 ribu per gram. Walaupun sederhana, dari usahanya ini kempos bisa meraup pendapatan hingga Rp 200 ribu per hari.

“Penghasilan dari bisnis seperti ini biasanya tak menentu. Dulu saya bisa mendapatkan penghasilan Rp 500 ribu sampai Rp 800 ribu per hari. Sekarang paling banyak hanya sekitar Rp 200 ribu per hari,” ungkapnya.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: