Danau Picung Lebong! Danau Buatan Penjajah Belanda: Potensi Wisata dan PAD

Dengan ramainya kunjungan para wisatawan ke objek wisata danau Picung akan menguntungkan bagi masyarakat sekitar serta Pemerintah Kabupaten Lebong.

Karena akan tumbuh sektor ekonomi baru yang membutuhkan jasa guide dan transportasi, pusat kuliner, pedagang asongan, penjual oleh-oleh dan souvenir serta hotel atau villa tempat penginapan bagi para wisatawan yang melancong ke danau Picun.

BACA JUGA:Menikmati Kolaborasi Indah Danau dan Pantai di 'Danau Gedang' Bengkulu, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Ditambah lagi saat adanya kearifan lokal berupa acara adat istiadat melestarikan keberadaan suku Rejang sebagai salah satu suku asli terbesar di bumi Rafflesia.

Tak kalah menarik juga mesti dibangun seperti rumah adat dan atribut lain bernuansa Rejang seperti pakaian adat istiadat, tombak dan kuliner suku Rejang serta penampilan tari kejai dan silat khas suku Rejang. 

Sehingga pengunjung bisa mengetahui adat istiadat serta pengetahuan lain terkait keberadaan suku Rejang.

Danau Picung ini, sejarahnya, adalah bekas galian-galian orang Belanda dan tempat memutar kincir pengolahan emas yang berada di lebong tambang, yang sekarang ini di kenal dengan tempat wisata lobang kacamata. 

Dengan ditinggalkannya bekas-bekas galian tersebut, keluarlah mata air yang memenuhi seluruh galian-galian para orang Belanda.

Dan sekarang Danau Picung dikenal sebagai objek wisata yang sangat indah pemandangannya dan masih sangat alami.

BACA JUGA:Ilmuwan Temukan Desa Paling Tua di Dunia Ada di Dasar Danau Ohrid Eropa

Danau Picung ini memiliki banyak menyimpan sejarah tentang awal mula Kabupaten Lebong.

Dan merupakan daerah tua yang memiliki banyak kekayaan alam, terutama tambang emas. 

Pada masa revolusi, wilayah ini telah berkontribusi dalam pembangunan Monumen Nasional, atau yang dikenal dengan nama Monas di DKI Jakarta.

BACA JUGA:Kedalaman Danau Masih Misteri, Sering Mengeluarkan Cahaya Saat Jelang Gelap

Sumber: