HONDA

Misteri Sang Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya, Pemimpin Bijaksana dari Keturunan Kerajaan Majapahit

Misteri Sang Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya, Pemimpin Bijaksana dari Keturunan Kerajaan Majapahit

Pemimpin Bijaksana dari Keturunan Kerajaan Majapahit, Misteri Sang Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya.--Foto: Youtube.com/Bahteratv414

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pemimpin bijaksana dari Kerajaan Kediri, Raja Jayabaya, memerintah pada tahun 1135 hingga 1157 dengan gelar Sri Maharaja Sri Wameswara Madhusudana Watarandita Parakrama Digjoyottunggadewama Jayabhalancana.

Beliau dikenal sebagai sosok yang adil dan visioner, terkenal dengan ramalannya yang mencuat.

Raja Jayabaya menghadapi masa-masa sulit, namun berhasil membawa Kerajaan Kediri ke puncak kejayaan. Pencapaiannya juga melibatkan penyatuan kembali kerajaan yang sebelumnya terpecah di masa Raja Airlangga.

Dengan prestasi ini, Raja Jayabaya mendapat julukan sebagai Sang Ratu Adil dan Satria Piningit. Meski sering dianggap satu kesatuan, Satria Piningit dan Ratu Adil sebenarnya memiliki makna yang berbeda.

BACA JUGA:WOW! Ini Dia 10 Ramalan Jayabaya yang Diyakini Telah Terjadi

Seorang Satria Piningit, atau ksatria yang tersembunyi oleh zaman, tidak selalu menjadi Ratu Adil. Pemimpin yang layak menjadi Ratu Adil harus memiliki sikap adil dan peduli terhadap rakyatnya, bukan hanya memikirkan diri sendiri atau kelompok tertentu.

Gelar Satria Piningit dan Ratu Adil berasal dari istilah Jawa, yang mencerminkan karakter seorang pemimpin. Konsep kepemimpinan yang dapat menegakkan keadilan tampaknya menjadi fokus utama.

Menurut Kitab Musarar dari Sunan Giri Prapen yang berisi ramalan-ramalan Jayabaya, konsep ketatanegaraan yang diusung dapat menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Satria Piningit, sebagai ksatria penolong yang tersembunyi, muncul saat Ratu Adil mengemuka.

BACA JUGA:Begini Ramalan Jayabaya Tahun 2024, Mengenai Alam Hingga Presiden Yang Memimpin Indonesia

Ramalan Jayabaya menunjukkan bahwa Raja keturunan waliyulah, yang berkedudukan di Mekah dan Tanah Jawa, akan dicintai dan menjadi terkenal di dunia.

Gunung Perahu, sebagai simbol Bukit Siguntang di Palembang, menjadi kunci interpretasi ramalan.

Bukit Siguntang adalah simbol kejayaan Sriwijaya, dengan prasasti Kedukan Bukit di kaki bukit sebagai bukti sejarah. Tempuran, pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan, melambangkan persatuan masyarakat Nusantara.

Raja Jayabaya memiliki hubungan historis dengan Kerajaan Sriwijaya melalui perkawinan keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: