Memahami Anak Lelaki Ketika SD, Ini Ilmu Dokter Aisah Dahlan
Memahami Anak Lelaki Ketika SD Ini Ilmu Dokter Aisah Dahlan--Tiktok/laatahzan_73
Dengan begitu akan terjalin komunikasi antara ibu dan anak dengan lebih bahagia, karena ibu mengerti apa yang anak tersebut inginkan dan menjadi kebahagiaan sendiri baginya.
Mengulik hobi yang anak sukai itu akan membuat anak lelaki semakin tertarik menceritakan apa yang menjadi kendala dan masalahnya bahkan kebahagiaannya kepada ibunya sendiri.
Nanya PR nanti setelah menanyakan hal yang mereka sukai maka akan tercipta komunikasi yang lebih efektif antara ibu dan anak, bukan karena untuk menekan anak tersebut.
"Tanya soal PR nanti menjadi pertanyaan ke-10 setelah dia gembira dengan 9 pertanyaan yang sama dengan otaknya," tuturnya.
Selain itu anak lelaki paling senang ditanyain mengenai olahraga.
BACA JUGA:Tips Makan Sehat Ala Dokter Hans Tandra, Ingat 4C
Setelah asyik menanyakan permainan digital, tanyakan juga mengenai permainan non digitalnya termasuk olahraga ini untuk mem-balance menyeimbangkan permainan mereka.
Maka dari hormon Kebahagiaan dari anak lelaki setelah keluar maka baru bisa menanyakan masalah tugas, karena mereka akan menjawab secara lebih senang kepada orang tuanya.
"Keluar hormon kebahagiaan baru pertanyaan ke-10 ada PR nak ada bunda udah kerjain belum nanti dikerjain ya, karena sudah gembira," pungkas Dokter Aisah Dahlan.
Penting untuk mengetahui kebutuhan dari anak tersebut dan memberikan kebahagiaan dari anak lelaki, ketika sudah mengerti barulah kita dapat memahami kebahagiaannya.
BACA JUGA:Dokter Tirta Beberkan Penyebab Penyakit Diabetes pada Anak Muda, Ternyata Karena Hal Ini
Dokter Aisyah Dahlan juga menganjurkan kepada para orang tua untuk tidak menekan anak laki-laki tersebut, karena mereka lebih mengutamakan otak kirinya dibandingkan otak kanannya.
Di mana anak laki-laki lebih menyukai permainan dibandingkan dengan sekolah, makanya untuk membuat anak tidak tertekan lakukan berbagai upaya untuk menciptakan hormon kebahagiaan.
Dengan mengerti anak tersebut, maka dia akan lebih banyak bercerita dan berkomunikasi kepada ibunya mengenai mata pelajaran, sehingga baiknya anak di usia tersebut tidak terlalu ditekan.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: