HONDA

184 Desa dan Kelurahan di Bengkulu Diprediksi Tenggelam pada 2050 Akibat Krisis Iklim

184 Desa dan Kelurahan di Bengkulu Diprediksi Tenggelam pada 2050 Akibat Krisis Iklim

Akibat krisis iklim, sebanyak 184 desa dan kelurahan di Bengkulu diprediksi tenggelam pada 2050.--dokumen/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Sebanyak 184 desa dan kelurahan di pesisir Provinsi Bengkulu diperkirakan akan tenggelam pada tahun 2050 akibat dampak krisis iklim.

Manager Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia, Hosani mengatakan, suhu rata-rata bumi diprediksi akan mencapai 2 derajat Celsius, menyebabkan es di kutub mencair.

"Dengan suhu ini, sekitar 70 persen daerah pesisir pantai di seluruh dunia akan mengalami kenaikan permukaan air lebih dari 20 cm," ujar Hosani, Sabtu, 8 Juni 2024.

Hosani menjelaskan, 184 desa dan kelurahan yang terancam tenggelam tersebar di sepanjang 525 kilometer di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur.

BACA JUGA:Film 'Perlawanan Lintas Generasi', Kisah Inspiratif Pejuang Lingkungan Tolak Tambang Batubara dan PLTU

"Objek wisata andalan seperti Pantai Panjang, Benteng Marlborough, dan kawasan perbelanjaan pesisir pantai juga diperkirakan akan tenggelam dalam 26 tahun ke depan," tambahnya.

Ancaman abrasi, intrusi air laut, dan kehilangan daratan perlu segera diantisipasi. Transisi energi yang sedang dilaksanakan justru mengarah pada kerusakan wilayah baru dengan solusi yang dianggap palsu.

Pembakaran batubara di PLTU merupakan salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan krisis iklim.

Endcoal.Org mencatat, sejak 2006 hingga 2020, terdapat 171 PLTU batubara yang beroperasi di Indonesia dengan total kapasitas 32.373 megawatt.

BACA JUGA:Mengkhawatirkan! SMKS 15 Kota Bengkulu Masuk Kawasan Dampak Polusi PLTU Teluk Sepang

Pembangkit ini menyumbang CO2 global mencapai 258.394 juta ton, dengan rata-rata emisi tahunan sekitar 6.463 juta ton.

Dalam Perjanjian Paris 2015, pemerintah dunia berkomitmen menjaga suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius pada tahun 2030.

Upaya yang harus dilakukan termasuk memangkas emisi global sebesar 70% dari emisi saat ini, terutama dari sektor energi fosil seperti batubara.

Sebelumnya, untuk menyuarakan hal tersebut telah digelar aksi Hari Lingkungan Hidup 2024 di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Rabu, 5 Juni 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: