BANNER KPU
HONDA

Menolak Untuk Dilakukan Pengobatan, 2 Penderita TBC di Lebong Akhirnya Meninggal Dunia

Menolak Untuk Dilakukan Pengobatan, 2 Penderita TBC di Lebong Akhirnya Meninggal Dunia

Menolak Untuk Dilakukan Pengobatan, 2 Penderita TBC di Lebong Akhirnya Meninggal Dunia--badri/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Setidaknya ada 2 orang penderita Tuberkulosis (TBC) yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong meninggal dunia.

Bagaimana tidak, 2 penderita itu menolak untuk melakukan pengobatan dengan alasan tertentu hingga akhirnya meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegah dan Pengendali Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Lebong, Evan Marta, S.KM menuturkan, tahun ini Kabupaten Lebong tercatat sebagai penyumbang TBC terbesar nomor 2 se- Provinsi Bengkulu.

BACA JUGA:Dianggap Mampu, 418 Warga Lebong Tak Lagi Menerima Bantuan

BACA JUGA:Satreskrim Polres Kepahiang Dalami Kasus Penemuan Mayat Ibu dan Bayi di Kepahiang

Jumlah penderta TBC yang tercatat di Dinas Kesehatan Lebong, sudah sebanyak 128 orang.

"Kita telah membuat langkah untuk percepatan penanganan untuk penderita TBC. Yakni membentuk Tim percepatan eliminasi TBC. Tim ini akan dibentuk berdasarkan SK (Surat Keputusan, red) Bupati nantinya," ujar Evan Marta.

Setelah tim percepatan eliminasi TBC di Kabupaten Lebong sudah terbentuk, sambung Evan Marta, maka tim ini dapat dengan cepat melakukan pencegahan dan penanganan penularan TBC di Kabupaten Lebong.

BACA JUGA:Heboh! 2 Warga Bengkulu Utara Diduga Ditembak Oknum Aparat, Lokasinya di Lahan Perusahaan

BACA JUGA:Rp900 Juta Beasiswa Berprestasi Untuk Mahasiswa Rejang Lebong, Begini Syarat Mendapatkannya

"Penyakit TBC di Kabupaten Lebong ini bisa diatasi, setidaknya jumlahnya bisa dikurangi melalui program program yang dicanangkan," terang Evan Marta.

Dijelaskan Evan Marta, TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium Tuberculosis, 

Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.

"Penyakit menular yang paling mematikan, langkah pencegahan itu harus cepat kita lakukan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: