Tabayyun lah
Ketua Umum PWI Pusat Hendry CH Bangun.--ist/rakyatbengkulu.com
Lalu Presiden meminta agar ajudan menelpon ke Menteri Nadiem Makarim. Di kesempatan pertama, telpon tidak tersambung.
Lalu Presiden melanjutkan pembicaraan, saya lupa apa.
Tetapi sekitar dua menit kemudian telpon ajudan berbunyi.
Lalu Presiden menyampaikan perihal bantuan Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek.
Lalu saya mengucapkan terima kasih. Tetapi masih ada satu permintaan yang saya sampaikan.
Soal Pembangunan Graha Pers Pancasila di Kantor PWI Yogyakarta, di Jalan Gambiran.
Saya mengatakan, dulu usulan itu pernah disampaikan dan disetujui Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono, bahkan dibuat sketsa Gedung dan diseutujui biayanya sebesar Rp 21 miliar. Tetapi batal dibangun karena ada Covid.
Presiden meminta PWI Pusat berkomunikasi dengan Gubernur DI Yogyakarta.
Apabila tidak ada anggaran di Pemerintah Provinsi DIY, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR akan menyokong pembangunan Graha Pers Pancasila, di Kota Yogyakarta.
Luar biasa bagi saya atensi Kepala Negara, yang secara pribadi tidak mengenal saya tetapi memiliki sikap begitu positif terhadap organisasi PWI.
Saya sangat terharu. Saya menyampaikan, “Terima kasih, Bapak Presiden, karena telah begitu banyak membantu PWI.”
Presiden hanya senyum saja menanggapi ungkapan rasa terima kasih saya.
Setelah itu saya memberi kesempatan kepada para pengurus PWI Pusat untuk bertanya kepada Presiden Joko Widodo, barangkali ada yang ingin disampaikan selain apa yang sudah saya uraikan di atas.
Saat itu ada beberapa pengurus yang nimbrung berbicara.
Saya berterima kasih kepada para senior yang membantu dengan lobi-lobi hingga terjadinya audiensi pada 7 November 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: