HONDA

Pariwisata Bengkulu Potensial Dikembangkan di Masa Depan, Namun Perlu Terapkan Strategi Ini

Pariwisata Bengkulu Potensial Dikembangkan di Masa Depan, Namun Perlu Terapkan Strategi Ini

Perlu terapkan strategi ini agar pariwisata Bengkulu potensial dikembangkan di masa depan.--dokumen/rakyatbengkulu.com

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Provinsi Bengkulu, dengan kekayaan alam dan sejarah yang melimpah, memiliki potensi wisata besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun diperlukan sejumlah strategi agar mampu bertahan.

Dinas Pariwisata Bengkulu mencatat sejumlah destinasi alam yang berpeluang besar menjadi tujuan wisata unggulan, di antaranya adalah desa-desa wisata yang tersebar di berbagai kabupaten.

Beberapa desa wisata terbaik yang telah dipromosikan termasuk Desa Wisata Sumber Urip di Rejang Lebong, yang memiliki pemandangan alam indah dan fasilitas memadai untuk wisatawan.

Dikutip antaranews.com, Senin, 30 September 2024, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Irsan Setiawan, menyebutkan bahwa pengembangan desa wisata menjadi salah satu fokus utama pemerintah.

BACA JUGA:Penting! Begini Cara Menyimpan Makanan di Kulkas Agar Tetap Berkualitas

BACA JUGA:Rincian Pagu Dana DAK Fisik 2025 untuk Jawa Barat: Kota Tasikmalaya, Cimahi, Banjar, dan Bandung Barat

Program ini melibatkan pembangunan infrastruktur dan pelatihan masyarakat desa agar mampu mengelola potensi wisata setempat.

Desa-desa ini diharapkan dapat menjadi percontohan untuk pengembangan wisata berkelanjutan di Bengkulu.

Salah satu contoh desa wisata yang terus berkembang adalah di Kabupaten Rejang Lebong.

Kepala Dinas Pariwisata Rejang Lebong, M. Budianto, menjelaskan bahwa desa-desa wisata di wilayahnya kini sudah bisa menggunakan dana desa untuk mengembangkan destinasi wisata.

BACA JUGA:Rincian Pagu Dana DAK Fisik 2025 untuk Jawa Barat: Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Depok, dan Sukabumi

BACA JUGA:Rincian Pagu Dana DAK Fisik 2025 untuk Jawa Barat: Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Tasikmalaya, dan Pangandaran

"Dana desa dapat digunakan untuk penyertaan modal ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bekerja sama dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam mengelola objek wisata," jelas Budianto.

Dengan anggaran terbatas dari pemerintah daerah, upaya pengembangan wisata ini harus didorong melalui kolaborasi dengan masyarakat lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: