HONDA

5 Profesi atau Pekerjaan yang Diprediksi Sulit Digantikan Oleh AI

5 Profesi atau Pekerjaan yang Diprediksi Sulit Digantikan Oleh AI

Terdapat 5 profesi atau pekerjaan yang diprediksi sulit atau tak bisa digantikan oleh AI.--Instagram.com/Beawiharta

Produk-produk tersebut sering kali kurang memiliki kedalaman emosional dan kompleksitas makna yang dihasilkan dari pengalaman manusia.

Karya seni sering kali mencerminkan perasaan, konflik, atau pengalaman pribadi yang tidak bisa diciptakan secara otomatis oleh AI. 

Meskipun AI bisa membantu dalam proses penciptaan seni, seperti memberikan inspirasi awal atau ide.

Namun peran seniman sebagai kreator utama yang memahami nilai-nilai budaya dan estetika akan tetap esensial.

BACA JUGA:Jangan Keliru! Beberapa Informasi Seputar Teknologi Ini Sering Dianggap Benar

BACA JUGA:Semakin Canggih! Ini Perkembangan Teknologi Pengisian Daya Baterai iPhone

4. Pekerja di Bidang Kesehatan (Dokter dan Perawat)  

Profesi medis, terutama yang melibatkan dokter dan perawat, memerlukan sentuhan manusiawi dalam merawat pasien, membuat diagnosis yang rumit, serta merespons keadaan darurat dengan cepat dan bijaksana. 

Meskipun AI dapat membantu mendiagnosis penyakit melalui data medis atau pencitraan.

Namun keputusan medis yang terbaik masih bergantung pada intuisi, pengalaman klinis, dan pemahaman manusia terhadap kondisi pasien secara holistik.

BACA JUGA:Pernah Trend Dizamannya, Era Teknologi Kini Ibet/Ibat Terlupakan

BACA JUGA:Tips Sukses di Usia Muda dengan Memanfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas!

Selain keterampilan teknis, dokter dan perawat harus memiliki kemampuan empati dan komunikasi yang kuat untuk merawat pasien. 

Pasien sering kali membutuhkan kepercayaan dan dukungan emosional, yang sulit diberikan oleh sistem otomatis. 

Oleh karena itu, meskipun AI berperan sebagai alat bantu, peran utama dalam pengobatan akan tetap berada di tangan tenaga medis.

5. Pengacara dan Hakim

Sistem hukum melibatkan analisis yang kompleks, interpretasi undang-undang, serta penilaian terhadap konteks moral dan etika dalam setiap kasus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber