Kisah Thomas Fuller, Seorang Budak Negro Jenius yang Dikenal Sebagai Kalkulator Mental
Seorang budak Negro jenius yang dikenal sebagai kalkulator mental, inilah kisah Thomas Fuller.--Instagram.com/Kuavi_Africa
Kemampuan ini menarik perhatian banyak orang, termasuk pengunjung Eropa yang bertemu dengannya pada tahun 1780-an.
Cerita tentang Fuller tersebar luas, dan beberapa orang yang mengujinya bahkan menjadi saksi betapa cepat dan tepatnya dia dalam menghitung.
BACA JUGA:Kisah Ashim Bin Tsabit, Sahabat Rasulullah SAW yang Jenazahnya Dijaga Allah SWT
BACA JUGA:Kisah Raden Mas Panji Sosrokartono, Si Jenius dari Jepara yang Terlupakan
Meskipun Fuller tidak pernah belajar membaca atau menulis.
Menghadapi Stereotip Rasial
Di era Fuller hidup, orang kulit hitam di Amerika umumnya dianggap secara stereotip sebagai kaum yang kurang intelektual oleh masyarakat kulit putih yang dominan.
Fuller hidup di tengah-tengah masa di mana pandangan ini sangat kuat, dan ide bahwa orang Afrika memiliki kemampuan intelektual dianggap sangat tidak mungkin.
Oleh karena itu, kemampuan Fuller menjadi tantangan nyata terhadap pandangan tersebut.
BACA JUGA:Kisah Guglielmo Marconi, Bapak Radio dalam Sejarah Teknologi Komunikasi Nirkabel Modern
BACA JUGA:Kisah Bob Freeberg, Pejuang Indonesia Asal Amerika
Kisah Fuller dipandang oleh banyak orang sebagai bukti kemampuan intelektual yang sama pada semua ras, terlepas dari status sosial atau pendidikan.
Namun, pada saat yang sama, bakat luar biasanya sering kali dianggap sebagai "keanehan" atau "keajaiban" yang unik.
Bukan sebagai bukti bahwa ras atau kelas bukanlah penghalang bagi potensi intelektual.
Warisan dan Refleksi
Kisah Thomas Fuller adalah bukti dari kekuatan mental manusia dan potensi kecerdasan yang terpendam.
BACA JUGA:Kisah Lady Godiva, Bangsawan dari Inggris yang Kontroversial dan Menginspirasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber