Mukomuko Perlu Bangun Kawasan Ternak dan UPPO Biogas
Mukomuko perlu bangun kawasan ternak dan UPPO Biogas.--ANTARA
BACA JUGA:Manfaat Ubi dengan Berbagai Jenis Warna yang Patut Diketahui Bagi yang Sedang Diet
Belajar dari Sleman
Kasus yang serupa juga dialami Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dimana sebelum tahun 2005, ternak sapi dipelihara di belakang setiap rumah peternak sehingga bau kotoran sangat mengganggu warga lainnya.
Kemudian pemerintah desa bersama peternak berembug untuk menyatukan semua ternak yang ada di desa dalam satu kawasan ternak dengan mengambil lokasi di tanah bengkok desa.
Dampaknya peternak bisa saling mengisi untuk mengatasi masalah dan mereka sepakat mengolah kotoran sapi menjadi kompos, dan membuat pakan dari fermentasi jerami padi untuk mengatasi kekurangan pakan saat musim kemarau.
Melihat potensi kotoran sapi yang melimpah tahun 2009 kelompok itu mulai membuat pupuk kompos. Pemerintah pusat kemudian mengucurkan bantuan program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dimana kelompok itu mendapat rumah kompos, peralatan pembuatan kompos, dan pelatihan meningkatkan kualitas kompos sehingga kompos yang diproduksi mempunyai kualitas baik dan dibutuhkan oleh petani setempat.
BACA JUGA:Darurat Sampah di Kepahiang, Armada Terbatas, TPST Nyaris Over Kapasitas
BACA JUGA:7 Cara Efektif Dapat Mengembalikan Kebahagiaan setelah Melewati Masa Sulit
Peternakan kerbau dan sapi tidak hanya mendukung produksi kompos, tetapi di sejumlah peternakan di pulau Jawa sudah banyak peternak yang mampu membuat pupuk organik cair dari bahan urine sapi dan kerbau. Bahkan hasil menjual urine ternak bisa sebagai pendapatan harian peternak dan bisa mensubsidi biaya hijauan pakan ternak.
Usaha lain yang bisa menjadi ikutan adalah budidaya cacing tanah yang makanan utamanya adalah kotoran kerbau dan sapi, serta sisa hijauan yang tidak termakan. Ikutan lain jika sudah memproduksi cacing tanah skala besar adalah ternak lele yang sebagian pakannya menggunakan cacing.
Model untuk membentuk kawasan peternakan kerbau dengan ikutan usaha-usaha yang memanfaatkan limbah bisa sangat diterapkan di Mukomuko atau di kabupaten lain di Bengkulu.
Kalau perlu setiap desa dibentuk satu kawasan ternak sehingga kerbau, sapi dan kerbau tidak berkeliaran di jalan umum atau mengganggu kebun petani yang lain.
BACA JUGA:Waspada Serangan Hewan Penular Rabies, Mukomuko Siapkan 250 Vial Vaksin
BACA JUGA:Harga Sawit Anjlok Bikin Pemilik Ram Rugi, Petani Masih Bertahan
Pemprov Bengkulu bisa mengajukan untuk mendapatkan program UPPO ke kementerian pertanian, karena dari usaha peternakan itu akan berkembang usaha ikutan lain seperti kompos, pupuk cair organik, dan budidaya cacing tanah.
UPPO Biogas
Bahkan saat ini Kementerian Pertanian meluncurkan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Biogas yang memanfaatkan kotoran sapi dan kerbau untuk menghasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber energi untuk kompor gas. Kotoran yang selesai diambil gasnya bisa menjadi bahan untuk pupuk organik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: