'Sebuah Jaket Berlumuran Darah' dan Wetland Square pun bergelora

Juara 1. M Roni (kanan) dan juara 2 Suroto (Tengah) serta juara 3 Rini Muliana paling kiri--Ist/Rakyatbengkulu.com
Ia mengaku menghadapi lomba di depan publik itu, ia tidak ada persiapan khusus.
“Alhamdulillah hasilnya seperti ini. Persiapan khusus tidak ada, tapi empat hari latihan pasca mendaftar saya rasa cukup. Kadang di kantor latihan usai kerja, dibantu teman-teman jurnalis lainnya, teman-teman banyak berikan masukan ke saya,” kata peraih 19 kali juara lomba yang sama tingkat Kabupaten Banjar dan 4 kali juara umum tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
Ronny mengatakan, ia tertarik mengikuti lomba, selain berpartisipasi memeriahkan HPN ia juga merasa tertantang lantaran dewan juri yang dihadirkan panitia adalah juri berkompeten dan belum pernah berjumpa ketika ikut lomba.
“Luar biasa panitia bisa mendatangkan dewan juri berkelas, mereka sangat berkompeten dan bukan kaleng-kaleng, itu yang membuat saya tertantang. Apalagi peserta dari list juga ada teman-teman jurnalis asal Jakarta, Jambi dan Sumatera Utara, pasti seru,” tuturnya.
“Mereka Berkata // Semuanya berkata // LANJUTKAN PERJUANGAN//. Itu diteriakkan Ronny ketika menutup puisi karya Taufik Ismail, Sebuah Jaket Berlumuran Darah.
Juara kedua siapa? Suroto namanya, ia adalah redaktur Media Online newsway.co.id, Suroto, akrab disapa dengan panggilan Isuur.
“Saya gembira bisa ikut lomba apalagi dapat hasil juara kedua dan dapat hadiah uang,” kata Isurr, lulusan ISI Yogyakarta.
Suroto mengawali bacaannya dengan kalimat : //Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung air mata bangsa // Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi // Dalam ewuh pakewuh // Dalam isyarat dan kilah tanpa makna // (Sutardji Calzoum Bachri – Jembatan).
Rini Muliana Ichsan dari TVRI Kalsel, menempati urutan ketiga pada lomba baca puisi itu. Penyair wanita ini memiliki segudang profesi, di antaranya sebagai jurnalis, moderator, MC, presenter dan public speaker.
“Maju / Serbu, /Serang / Terjang,” kata Rini ketika mengakhiri membaca pusi Diponegoro karya Chairil Anwar.
Akhirnya, seperti kata Taufik Ismail: //Semua kita berkata: // LANJUTKAN PERJUANGAN//.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: