Catur Dicap Haram, Afghanistan Resmi Larang Permainan Strategi Ini Tanpa Batas Waktu

Pemerintah sementara Afghanistan kembali mengeluarkan kebijakan kontroversial dengan melarang permainan catur--Freepik/freepik
RAKYATBENGKULU.COM – Pemerintah sementara Afghanistan kembali mengeluarkan kebijakan kontroversial dengan melarang permainan catur secara nasional dan tanpa batas waktu.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menindak tegas berbagai bentuk hiburan dan olahraga yang dinilai bertentangan dengan ajaran agama menurut interpretasi resmi yang mereka anut.
Larangan tersebut diumumkan pada Minggu (11/5/2025) setelah Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan mengeluarkan pedoman baru dikutip dari AntaraNews.com.
Dalam pedoman tersebut, permainan catur diklasifikasikan sebagai aktivitas yang dianggap tidak sesuai secara moral dan spiritual, sehingga dinyatakan haram oleh otoritas setempat.
BACA JUGA:Kreatif dan Edukatif! Aktivitas Bermain di Rumah yang Anak-Anak Pasti Suka
BACA JUGA:Arsenal Tahan Liverpool di Anfield, Comeback Epik dari Ketertinggalan Dua Gol
Sejalan dengan keputusan ini, Kementerian Olahraga Afghanistan langsung menangguhkan seluruh kegiatan catur.
Federasi Catur Afghanistan pun dibubarkan secara resmi, membuat semua aktivitas yang berkaitan dengan pelatihan, kompetisi, maupun kegiatan komunitas tak lagi diizinkan beroperasi.
Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan atlet dan komunitas pecatur di Afghanistan.
Pasalnya, catur selama ini bukan hanya dianggap sebagai permainan, tetapi juga sebagai bentuk pelatihan intelektual dan strategi yang telah mendapat pengakuan di berbagai level, termasuk kompetisi internasional.
BACA JUGA:Barcelona Sapu Bersih El Clasico Musim Ini, Madrid Takluk Empat Kali Beruntun
Beberapa pemain catur yang sebelumnya mengajukan banding kepada Kementerian Olahraga untuk mendapatkan dukungan finansial justru menerima kabar bahwa permainan ini tidak akan lagi diakomodasi oleh pemerintah.
Upaya mereka untuk mencari kejelasan nasib justru berujung pada pembatasan total.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: