HONDA

Efisiensi Anggaran, Pelatihan Juru Sembelih Halal di Mukomuko Gagal Dilaksanakan

Efisiensi Anggaran, Pelatihan Juru Sembelih Halal di Mukomuko Gagal Dilaksanakan

Kabag Kesra Mukomuko Amri Kurniadi, S.Ag--Bayu Erisman Putra/rakyatbengkulu.com

MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Kebijakan efisiensi anggaran di Kabupaten MUKOMUKO berdampak langsung pada sejumlah program yang telah direncanakan, salah satunya adalah pelatihan penyembelihan hewan sesuai syariat Islam yang digagas oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah.

Kabag Kesra Setda Mukomuko, Amri Kurniadi, S.Ag mengungkapkan bahwa anggaran sebesar Rp 300 juta untuk program pelatihan juru sembelih halal terpaksa dicoret akibat efisiensi. 

Padahal, kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman para juru sembelih mengenai tata cara pemotongan hewan secara syar'i.

BACA JUGA:Sidang Perdana Sengketa PSU Bengkulu Selatan Usai Digelar, Rifai: Hormati Hukum, Kami Siap Hadapi

BACA JUGA:Pengusaha Rental Mobil Bengkulu Terpukul Kenaikan Opsen Pajak, Permintaan Anjlok hingga 30 Persen

“Pelatihan ini sangat penting, karena bertujuan memberikan edukasi kepada pengurus masjid, pegawai sarak, dan kepala kaum di 15 kecamatan se-Kabupaten Mukomuko. Sayangnya, akibat pemangkasan anggaran, program ini gagal terlaksana tahun ini,” jelas Amri, Minggu, 18 Mei 2025.

Pelatihan tersebut rencananya akan melibatkan tenaga profesional dari unsur dokter hewan, Kementerian Agama (Kemenag), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Materi pelatihan mencakup prosedur penyembelihan hewan besar seperti sapi, kerbau, dan kambing, hingga unggas seperti ayam dan itik agar seluruh proses sesuai syariat dan menghasilkan daging yang halal serta layak konsumsi.

BACA JUGA:Tambahan 12 Desa, Kini 89 Desa di Mukomuko Nikmati Internet Gratis dari Pemerintah

BACA JUGA:Terduga Pembunuh Remaja Bengkulu Ditangkap, Polisi Bekuk Pelaku di Rumahnya Hanya 9 Jam Usai Kejadian

Menurut Amri, selama ini masyarakat mempercayakan tugas penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha kepada pengurus masjid dan tokoh masyarakat. 

Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang tidak hanya sebagai edukasi tetapi juga sebagai bentuk sertifikasi agar ke depan masyarakat lebih yakin terhadap kehalalan daging yang dikonsumsi.

“Kami berharap, setelah mengikuti pelatihan, para peserta bisa mendapatkan sertifikat resmi dan menjadi agen edukasi bagi masyarakat, terutama pedagang daging ayam di pasar-pasar tradisional,” tambahnya.

BACA JUGA:Bahaya Konsumsi Jengkol Berlebihan, Kenali 6 Efek Samping yang Mengintai Kesehatan Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: