HONDA

Kesadaran Rendah, Ribuan Warga Mukomuko Terdiagnosis Hipertensi Selama 2024

Kesadaran Rendah, Ribuan Warga Mukomuko Terdiagnosis Hipertensi Selama 2024

Kesadaran Rendah, Ribuan Warga Mukomuko Terdiagnosis Hipertensi Selama 2024--Foto KORANRB.ID

RAKYATBENGKULU.COM – Lonjakan jumlah penderita hipertensi di Kabupaten Mukomuko menjadi sinyal bahaya bagi kesehatan masyarakat. 

Sepanjang tahun 2024, lebih dari 1.650 warga tercatat menderita tekanan darah tinggi berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Angka ini tidak hanya mencerminkan tingginya prevalensi penyakit, tetapi juga mengindikasikan masih minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, S.KM, kasus hipertensi yang tercatat berasal dari laporan fasyankes yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

BACA JUGA:KPK Siapkan Pemanggilan Pengusaha Tambang dalam Sidang Gratifikasi Eks Gubernur Bengkulu

BACA JUGA:Kejari Seluma Usut Dugaan Pungli PPG, Rp 75 Juta Disita sebagai Barang Bukti

“Salah satu faktor penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi, berdasarkan keterangan medis dari lapangan, baik di RSUD Mukomuko maupun puskesmas, mayoritas hampir sama, yaitu pola hidup yang tidak sehat dan kurangnya kontrol pemeriksaan kesehatan,” kata Bustam.

Fenomena ini menjadi perhatian serius karena hipertensi sering kali berkembang tanpa gejala, namun dapat menyebabkan komplikasi mematikan seperti stroke, gagal ginjal, hingga gangguan jantung. 

Bustam menyebut, tak sedikit warga yang akhirnya dirawat karena komplikasi berat akibat tekanan darah tinggi yang tidak tertangani sejak awal.

“Sudah banyak warga yang terkena stroke bahkan meninggal dunia akibat penyakit hipertensi ini. Maka dari itu, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan abaikan penyakit ini karena sangat membahayakan. Jika merasa badan kurang sehat, segera datang ke fasilitas kesehatan untuk berobat sekaligus cek tekanan darah, asam urat, dan kolesterol,” imbau Bustam.

Meski berbagai fasilitas kesehatan tersedia, gaya hidup masyarakat yang cenderung abai menjadi tantangan besar. 

BACA JUGA:Jelang Libur Panjang, BRI Pastikan Keandalan Layanan Lewat AgenBRILink, Jaringan E-Channel dan Super App BRImo

BACA JUGA:Pemkab Kepahiang Akan Sembelih 12 Sapi Kurban, Termasuk Bantuan Presiden

Minimnya kebiasaan berolahraga, konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, serta merokok dan konsumsi alkohol menjadi penyebab utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: