Pencurian Kopi Menggila, Petani Kepahiang Tidur di Kebun Demi Jaga Panen

Pencurian Kopi Menggila, Petani Kepahiang Tidur di Kebun Demi Jaga Panen--Foto KORANRB.ID
RAKYATBENGKULU.COM - Gelombang pencurian buah kopi di perkebunan warga kembali mencoreng musim panen di Kabupaten Kepahiang.
Aksi yang semakin nekat dan terjadi hampir setiap malam ini telah membuat para petani hidup dalam kekhawatiran, bahkan memaksa mereka berjaga di kebun siang dan malam demi menyelamatkan hasil kerja keras setahun.
Buah kopi merah, yang ditunggu-tunggu selama satu musim penuh dan dirawat dengan biaya tinggi, dengan mudah digondol pencuri.
Tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menggerus semangat petani yang mulai merasa tak lagi terlindungi.
BACA JUGA:Pemusnahan Sabu 4,86 Gram, Polisi Kejar Jaringan Narkoba yang Lebih Besar
Salah satu petani dari Desa Taba Tebelet, Kecamatan Kepahiang, Darmi (44), mengungkapkan keresahannya.
Ia menilai lemahnya penegakan hukum membuat pelaku pencurian merasa tak jera.
"Maling kopi semakin sering terjadi akhir-akhir ini. Kalau menurut kami, pemicu utamanya karena hukuman yang terlalu ringan buat pelaku. Rata-rata, pelaku yang kepergok atau sudah diyakini melakukan pencurian hanya dihukum ringan di tingkat desa saja," beber Darmi.
Kondisi ini membuat petani harus mengandalkan kemampuan sendiri.
Tak jarang, penjagaan dilakukan secara bergilir bahkan membawa risiko konfrontasi langsung dengan pelaku.
"Kalaupun terpaksa saat kepergok dengan pelaku, besar kemungkinan kita tangani sendiri," tambahnya.
Padahal, Pemerintah Kabupaten Kepahiang telah merumuskan regulasi untuk menanggulangi masalah ini.
BACA JUGA:Tusukan Amarah Cemburu: Suami Tikam Istri dan Ayah Kandung, Anak Jadi Saksi Bisu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: